Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Tetap Resmikan RS Pekerja meski Belum Bisa Beroperasi

Kompas.com - 08/04/2014, 17:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap meresmikan Rumah Sakit Umum Pekerja di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung-Cilincing, Selasa (8/4/2014), meski rumah sakit itu belum bisa beroperasi. Rumah sakit belum beroperasi karena masih menunggu turunnya surat izin.

"Alhamdulillah sudah selesai dibangun, di kawasan industri dan kawasan berikat. Oleh karena itu, oleh negara dan pemerintah dan selaku pribadi, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran KBN atas kerja ikhlas dan kerja kerasnya," ujar Presiden SBY saat meresmikan RSU Pekerja KBN, Selasa.

Presiden menceritakan, ide pembuatan rumah sakit itu bermula saat menjelang hari buruh internasional pada 1 Mei 2012 di Batam. Di sana, Presiden meresmikan rumah susun para pekerja.

"Di sana, saya sampaikan kepada para menteri terkait pimpinan-pimpinan BUMN agar segera dipikirkan untuk membangun rumah sakit pekerja, terutama di lokasi di mana industri dan perusahaan berkumpul atau dalam suatu kawasan," kata Presiden.

Presiden SBY sempat berkeliling dan memeriksa fasilitas yang dimiliki rumah sakit itu mulai dari ruang gawat darurat, ruang operasi, ruang radiologi, hingga fasilitas rawat inap. SBY sambil menepuk punggung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku terkesan dengan peralatan di dalamnya.

Rumah sakit ini dibangun atas kerja sama KBN dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kendati semua fasilitas sudah lengkap, tetapi rumah sakit ini masih belum bisa dioperasikan.

Direktur Utama KBN M Sattar Taba mengaku semua organisasi rumah sakit dan fasilitas memang sudah lengkap. Namun, izin operasional masih belum turun.

"Untuk mendapatkan tidak boleh hanya satu kelas. Kami buat seluruhnya kelas dua. Oleh karena itu, izin Bapak Presiden dan bapak menteri, izin operasional belum turun. Kami akan membuat dulu kelas tiga terlebih dulu," imbuh Sattar.

Proses pembangunan rumah sakit ini termasuk sangat singkat. Untuk pembangunan dan tahap final mencapai 8 bulan. Oleh karena itu, Sattar mengaku terharu pembangunan fisik akhirnya bisa cepat selesai.

Di dalam sambutannya, SBY juga memberikan tujuh pandangannya tentang ketenagakerjaan yang menitikberatkan pada kesejahteraan buruh mulai dari upah, jaminan kesehatan, potongan pajak, jamsostek, dan penetapan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional.

Presiden juga meminta kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan agar pos corporate social responsibility (CSR) perusahaan berpelat merah bisa dialokasikan ke bidang kesejahteraan rakyat. Selama ini, SBY melihat CSR BUMN lebih banyak digunakan ke sektor pendidikan, yang saat ini anggarannya dalam APBN juga meningkat tajam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com