JAKARTA, KOMPAS,com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, mengingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk memantau daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilihan Umum 2014. Menurutnya, banyak pihak ingin memanfaatkan kesalahan DPT untuk memenangkan calon anggota legislatif atau partai politik.
"Ini ladang yang sangat riskan dan banyak ranjau yang ingin memanfaatkan itu," ujar Siti seusai menghadiri diskusi "Masalah Penciptaan Lapangan Kerja di Mata Partai Politik" di Gedung SME Tower, Jakarta, Kamis (27/3/2014).
Siti mengatakan, kesalahan data pada DPT, misalnya nama pemilih ganda atau orang yang sudah meninggal tetap terdaftar di DPT, sudah terjadi berulang kali pada pemilu-pemilu sebelumnya. Hal ini dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memenangkan caleg maupun parpol tertentu.
Menurut Siti, seharusnya ketua RT menjadi tombak untuk memastikan kebenaran data pada daftar pemilih tetap. Selain itu, ia meminta masyarakat berperan aktif dengan menjadi relawan untuk memantau DPT di tiap-tiap tempat pemungutan suara. Hal itu menjadi salah satu upaya membantu kerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam memantau DPT tersebut.
Siti mengapresiasi kinerja Komisi Pemilihan Umum yang bekerja secara fleksibel dan mampu bersinergi dengan Bawaslu. Menurutnya, keputusan-keputusan yang diambil KPU saat ini lebih bagus dibanding sebelumnya.
Pada 15 Februari 2014, KPU memutuskan jumlah DPT sebanyak 185.822.507 pemilih, yang terdiri dari 93.056.196 pemilih laki-laki dan 92.766.299 pemilih perempuan. Daftar pemilih ini menurun 789.748 orang dibandingkan daftar yang ditetapkan KPU pada 4 November 2013, yakni 186.612.255 pemilih. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.