JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelenggaraan Pemilu 2014 tinggal sekitar dua bulan. Namun, mayoritas masyarakat belum mendapatkan cukup informasi mengenai Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. Hal tersebut diketahui berdasarkan survei yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), bekerja sama dengan lembaga survei luar negeri asal Washington DC, IFES.
"Kita menanyakan kepada responden, seberapa banyak informasi yang Anda dapatkan mengenai penyelenggaraan 2014?" kata peneliti IFES Rakesh Sharma saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Hasilnya, sebanyak 52 persen responden mengaku belum mendapatkan cukup informasi mengenai Pemilu 2014. Sebanyak 21 persen responden lainnya bahkan mengaku belum mendapatkan informasi sama sekali. Hanya 20 persen masyarakat yang mengaku cukup mengetahui mengenai Pemilu 2014. Sementara itu, yang benar-benar mengetahui hanya 2 persen. Sisanya, sebanyak 5 persen tidak menjawab.
"Lalu, kami juga menanyakan aspek-aspek tertentu mengenai Pemilu 2014 secara lebih spesifik," lanjut Rakesh.
Hasilnya, masyarakat paling banyak tidak mengetahui mengenai visi, misi, dan program partai politik. Sebanyak 79 persen responden mengaku masih membutuhkan banyak informasi mengenai hal ini. Selanjutnya, sebagian besar responden juga banyak yang tidak tahu mengenai calon legislatif yang akan dipilihnya.
Sebanyak 78 responden mengaku membutuhkan lebih banyak informasi mengenai calon legislatif di daerahnya masing-masing. Sisanya, lebih dari 65 persen responden juga mengaku banyak membutuhkan informasi tentang cara pendaftaran di TPS, prosedur pemungutan suara, kapan dan di mana pemungutan suara dilaksanakan, partai politik apa saja yang berpartisipasi, berapa banyak kursi yang dialokasikan di DPR, dan mekanisme bagaimana seorang calon legislatif bisa ditetapkan untuk menang dan berhak duduk di kursi DPR.
"Saat kita ajukan pertanyaan kepada responden, apa saja identitas yang dapat digunakan untuk pemilu, 35 persen responden menjawab kartu pemilih. Padahal, KPU tidak membuat kartu pemilih lagi di Pemilu 2014," kata Rakesh.
Kemudian, saat responden ditanya apakah mengetahui tanggal pemilihan umum, 54 persen responden juga menjawab tidak tahu. Selanjutnya, saat ditanya bagaimana cara menandai kertas suara, sebayak 11 persen responden masih menjawab dengan cara dicontreng. Padahal, teknis pemungutan suara Pemilu 2014 dilakukan dengan sistem mencoblos tanda gambar calon legislatif.
Survei tersebut dilakukan pada 17-30 Desember 2013. Survei melibatkan 1.890 responden yang tersebar di 33 provinsi Indonesia. Margin of error lebih kurang 2,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini diselenggarakan dari biaya LSI dan IFES, dan tanpa biaya dari sponsor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.