Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Saling Sindir di Panggung Debat Kandidat Konvensi Demokrat

Kompas.com - 22/01/2014, 05:19 WIB
Indra Akuntono

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Kandidat konvensi calon Presiden Partai Demokrat saling sindir di panggung debat yang digelar di halaman Istana Maimun, Medan, Selasa (21/1/2014). Mereka adalah Hayono Isman dan Gita Wirjawan.

Saat memiliki waktu menyampaikan gagasan tentang pertumbuhan ekonomi nasional, Hayono mengaku heran karena Indonesia masih mengimpor pangan. Padahal, kata dia, Indonesia sebagai negara agraris seharusnya mampu mencukupi stok bahan pangan tanpa perlu mengimpor dari negara asing.

"Jika jadi presiden, saya akan melanjutkan program Presiden SBY. Memang masih ada kekurangan, misalnya di sektor pertanian, tidak semestinya kita mengimpor sayuran, buah, dan ikan," kata Hayono.

Cara menghentikan impor, kata Hayono, adalah dengan memberi insentif jelas untuk menyejahterakan petani dan nelayan. Ia tak ingin ada lagi petani dan nelayan menjadi warga kelas dua. Mereka, ujar dia, harus menduduki posisi terhormat. "Saya ingin membuat buruh tani menjadi profesi terhormat."

Apa yang disampaikan Hayono mendapat respons dari Gita. Saat diberi kesempatan berbicara, Gita menyatakan bahwa Indonesia mampu memenuhi semua kebutuhan tanpa perlu melakukan impor. Namun, ada catatannya. "Saya setuju ketahanan pangan dan infrastruktur. Tapi untuk menyediakan itu kita perlu pemerintahan yang tidak korup dan mau dengar suara rakyat," ujar dia.

Untuk diketahui, seluruh kandidat konvensi capres Demokrat kini memasuki babak baru. Setelah menyampaikan visi, misi, dan gagasannya pada media, kini tiba saatnya para kandidat beradu gagasan di hadapan panelis dalam acara debat kandidat.

Penentuan pemenang akan dilakukan setelah debat dan didasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga eksternal. Debat kandidat konvensi capres Demokrat rencananya digelar di 11 kota, yaitu Medan, Palembang, Bandung, Surabaya, Bali, Jayapura, Semarang, Balikpapan, Ambon, Makassar, dan Jakarta.

Dalam babak ini, para kandidat akan dipecah menjadi dua kelompok. Pada Selasa (21/1/2014), debat diramaikan oleh enam kandidat, dan selebihnya diberi waktu satu hari setelahnya. Selain Hayono dan Gita, kandidat lain yang hadir pada hari pertama debat adalah Pramono Edhie Wibowo, Dahlan Iskan, Irman Gusman, dan Ali Masykur Musa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com