Lantas, ia pun bercerita tentang catatan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
“Di Palembang, ada sebuah kerajaan besar bernama Sriwijaya di abad ketujuh. Tapi, kerajaan ini sudah terlalu lama dan karena digerogoti penyakit, akhirnya hancur. Kemudian muncullah Kerajaan Majapahit,” ujar Marzuki, saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, Senin (6/1/2014).
Kerajaan Majapahit, kata Marzuki, berjaya hingga abad ke-14 di Pulau Jawa.
“Tuhan melakukan rotasi. Dia buktinya melakukan pergantian di abad ke-7 ada Sriwijaya, abad ke-14 ada Majapahit, saat ini masuk abad ke-21. Apakah ini akan balik ke Sriwijaya lagi? Kita enggak pernah tahu loh. Tidak ada yang bisa prediksi,” kata Marzuki sambil tertawa.
Ia menilai, masyarakat kini sudah cair dan tak terjebak dengan latar belakang calon.
“Pada saat orang-orang melakukan perjuangan berbasis suku, kan kita tidak pernah menang. Tapi setelah Sumpah Pemuda, akhirnya kita berhasil meraih kemerdekaan,” ujar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Menjajal konvensi
Terkait keikutsertaannya dalam Konvensi Demokrat, Marzuki mengatakan, ia mencoba setiap peluang yang ada. “Kalau enggak terpilih, ya sudah. Saya juga tidak mengejar menjadi Presiden,” katanya.
Untuk memuluskan langkahnya menjadi RI-1, Marzuki mengaku telah berkeliling Indonesia. Dia mengklaim hampir semua PGRI di tingkat provinsi dan kabupaten sudah didatanginya sehingga ia mengaku mengetahui persoalan guru dan pendidikan di berbagai daerah.
“Selama lima tahun ini saya sudah berkeliling sebagai Ketua DPR, tetapi ya memang saya masih belum dikenal. Makanya, saya ke sini (berkunjung ke media massa) berharap supaya bisa dikenal. Ha-ha-ha,” kata Marzuki.
Pada pekan ini, Konvensi Capres Demokrat memasuki tahap pemaparan visi misi. Marzuki akan menyampaikan visi misinya jika terpilih menjadi presiden pada Kamis, 9 Januari 2014. Ia mengungkapkan, ada sejumlah hal yang menjadi gagasannya, di antaranya persoalan pendidikan, kepemimpinan, kesejahteraan, dan ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.