Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril Dukung MPR Kembali Jadi Lembaga Tertinggi Negara

Kompas.com - 13/12/2013, 23:31 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum tata negara Yusril Izha Mahendra mendukung pengembalian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menjadi lembaga tertinggi negara. Dia mengatakan ada kewenangan tertentu yang hanya dapat dilakukan MPR ketika terjadi krisis konstitusional.

"Dalam hukum tata negara krisis konstitusional itu artinya suatu keadaan terjadi di bidang ketatanegaraan tetapi tidak ada jalan keluar," kata Yusril di Jakarta, Jumat ( 13/12/2013 ). Pernyataan ini dia sampaikan ketika ditanya tanggapannya tentang wacana amandemen kembali UUD 1945.

Contoh krisis konstitusional, sebut Yusril, adalah bila Komisi Pemilihan Umum (KPU) gagal melaksanakan pemilu. Menurut dia, negara tak bisa digantungkan pada tujuh orang anggota KPU. Jika KPU gagal, kata dia, anggota DPR tidak akan dapat dilantik pada 1 Oktober, demikian pula Presiden dan Wakil Presiden tak bisa dilantik pula pada 20 Oktober.

"Negara akan hancur. Itu yang disebut dengan krisis konstitusional karena KPU tidak bisa memperpanjang masa jabatan Presiden dan tidak bisa menunjuk pejabat presiden," ujar Yusril. "Lalu, siapa yang memimpin negara ini? Mestinya ada. Mestinya MPR diberi kewenangan itu. Kalau tidak, (negara) bakal hancur."

Selain mendukung pengembalian MPR menjadi negara lembaga tertinggi negara, Yusril juga mengaku senang bila Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dihidupkan kembali. Realisasi dari wacana ini, kata dia, bahkan akan menguntungkan para kandidat calon presiden.

"Kalau bagi saya senang saja. Kalau ada GBHN, orang tanya ke saya, 'Pak Yusril, Anda mau jadi presiden, apa program Anda?' Saya akan bilang, loh, emang Presiden punya program? Kan Presiden melaksanakan GBHN. Melanggar GBHN malah di-impeachment. Saya sebagai kandidat capres malah seneng, enggak perlu bikin program," kata Ketua Majelis Syura Partai Bulan Bintang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

Nasional
Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Nasional
PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

Nasional
Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com