Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Parpol, Jangan Goda Pengawas Pemilu

Kompas.com - 23/11/2013, 05:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad meminta partai politik menahan diri dan tidak mendekati para pengawas pemilu dengan niat tak baik. Dia mengatakan kerap ada partai politik berusaha menyuap pengawas pemilu melalui beragam cara.

"Saya mohon kepada Bapak dan Ibu untuk tidak menggoda saya, menggoda Bawaslu ataupun Panwaslu," ujar Muhammad saat memberikan paparan dalam Rapimnas V Partai Golkar, Jumat (22/11/2013). Dia mengatakan pernyataannya ini bisa membuat beberapa orang lega, tetapi juga membuat sebagian yang lain gusar.

Mereka yang gusar, kata Muhammad, patut diduga sudah memiliki niat tak baik dan akan menggunakan segala upaya agar bisa lolos memenangi pemilu legislatif. "Tapi, saya percaya Partai Golkar sudah dewasa dan tak melakukan hal seperti itu," kata dia.

Muhammad berharap semua partai politik mengikuti pemilu dengan bebas dan adil. Dia mengatakan kunjungan silaturahim Bawaslu ke semua partai politik punya harapan yang sama dengan yang disampaikannya di hajatan Partai Golkar ini.

Penyelenggara pemilu, ujar Muhammad, juga dituntut berlaku netral dan adil dalam menggelar dan mengawal pesta demokrasi. "Namun, saya ingatkan, kadang-kadang ada partai yang iblisnya lebih banyak daripada malaikatnya," kata dia.

Terkait pengawasan pemilu, Muhammad mengatakan Bawaslu mengedepankan upaya mencegah terjadinya pelanggaran pemilu. Sosialisasi pun dilakukan ke berbagai daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Muhammad mengungkapkan kekesalannya karena Bawaslu sering disebut tak terlihat kerjanya. "Kami bukannya tak kerja, tapi (kami) lebih mengutamakan fungsi pencegahan," ujar dia.

Penindakan, kata Muhammad, bukan berarti tak mereka lakukan. "Penindakan, kami juga lakukan. Bawaslu sekarang tak boleh dipandang sebelah mata," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com