Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Demokrat: Jangan Tanya Presiden soal Bunda Putri

Kompas.com - 19/10/2013, 14:20 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga kini sosok Bunda Putri masih misterius. Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah meminta kepolisian dan intelijen untuk mencari tahu identitas Bunda Putri.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan mengenai sosok Bunda Putri jangan lagi ditanyakan pada Presiden. Sebab, Presiden sudah dengan tegas mengatakan tidak kenal dengan Bunda Putri.

"Ada apa dengan Bunda Putri? Bukan dipertanyakan kepada Presiden, tapi justru pada LHI (Luthfi Hasan Ishaaq)," kata Nurhayati di Jakarta, Sabtu (19/10/2013).

Luthfi yang merupakan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera itu memang orang yang pertama kali menyebut SBY dekat dengan Bunda Putri. Hal itu disampaikan Luthfi ketika bersaksi di persidangan kasus dugaan suap impor daging sapi dan pencucian uang dengan terdakwa Ahmad Fathanah.

Mengenai sosok Bunda Putri yang belum terungkap, Nurhayati meminta publik bersabar. "Kan sudah diserahkan ke Kapolri kalau tidak salah. Sabar, dong. Presiden bicara semua dikomentari. Hargailah. Kita belajar menghargai siapa saja pimpinan kita, apalagi Presiden," katanya.

Foto seorang wanita yang disebut sebagai Bunda Putri dengan para pejabat juga telah beredar di dunia maya. Salah satunya foto dengan Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng.

Nurhayati meminta publik tak langsung menyimpulkan bahwa para pejabat tersebut kenal dengan Bunda Putri. Menurutnya, banyak orang yang suka meminta foto bersama dengan pejabat.

"Kalau ada foto yang ngaku-ngaku itu, kan biasa. Saya biasa foto di konstituen, sering orang minta foto bareng saya. Apa saya keberatan foto sama rakyat?" kata Nurhayati.

Hingga kini Luthfi mengaku tak tahu identitas asli Bunda Putri. Dia pertama kali mengenal Bunda Putri di rumah Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Luthfi juga pernah mendatangi rumah Bunda Putri di Pondok Indah.

Luthfi datang setelah mendapat kabar rekannya Ahmad Fathanah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat itu, ia mendengar kabar melalui pemberitaan bahwa KPK juga menangkap seorang sopir menteri.

Tujuan Luthfi ke rumah Bunda Putri untuk menanyakan kebijakan reshuffle kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Luthfi khawatir penangkapan oleh KPK bermuatan politis dan hanya untuk menggeser menteri yang menjadi jatah PKS.

Luthfi mengetahui Bunda Putri sebagai orang yang sangat dekat dengan SBY. Pernyataan Luthfi itu langsung membuat SBY geram. SBY menyebut Luthfi bohong 1.000 persen. Bunda Putri juga diketahuinya sebagai anak salah satu pendiri Partai Golkar.

Sementara itu, jaksa pernah memutar rekaman pembicaraan antara Luthfi dan Bunda Putri melalui ponsel Ridwan. Pada rekaman itu, Luthfi menyebut Bunda Putri bisa mengondisikan decision maker atau pengambil keputusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com