Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atur Ulang Lampu Lalu Lintas di Jalur Mudik

Kompas.com - 02/08/2013, 10:35 WIB
M Suprihadi

Penulis


KOMPAS.com 
- Selain kondisi badan jalan dan ketertiban pemudik, faktor lain yang perlu diperhatikan di sepanjang jalur mudik adalah lampu pengatur lalu lintas di daeah-daerah.

Arus yang tinggi dari arah barat (Jakarta ke Jawa Tengah), sudah selayaknya diikuti dengan pengaturan lalu lintas yang memadai. Tidak bisa hanya diserahkan kepada polisi yang harus bekerja keras di perempatan-perempatan jalan.

Pejabat daerah, khususnya dinas perhubungan setempat, mestinya tak bisa bekerja biasa-biasa saja atau business as usual. Mereka tetap harus di lapangan, memantau situasi lalu lintas dan kemudian berkoordinasi dengan petugad yang di kantor untuk setiap saat men-setting ulang nyala lampu pengatur lalu lintas di kotanya.

Pengalaman bertahun-tahun mudik lewat jalur selatan Jabar-Jateng selama ini menunjukkan, kerap kali kemacetan terjadi karena lampu menyala hijau dari arah barat (saat arus mudik) yang terlalu singkat, belasan detik saja.

Padahal, arus dari timur (utama) dan selatan-utara yang umumnya dari kampung kampung sangat kosong. Akibatnya, antrean pemudik sangat panjang dan tidak jarang kemudian terjadi penyerobotan jalur yang kemudian menimbulkan kemacetan parah. Hal yang sama terjadi saat arus balik.

Arus dari timur sangat tinggi, tetapi lampu menyala hijau tetap saja belasan detik saja. Kondisi seperti itu biasa terjadi di Ciamis (Jabar), Gombong, Kebumen, Kutoarjo (Jateng), dan beberapa perempatan lain di DI Yogyakarta.

Mestinya, saat arus mudik (sebelum Lebaran) lampu menyala hijau dari arah barat diperpanjang, katakanlah menjadi 120 detik, sedangkan dari timur, utara dan selatan diperpendek.

Sebaliknya, saat arus balik lampu menyala hijau dari arah timur yang diperpanjang. Dengan demikian, panjang antrean kendaraan bisa dikurangi dan peluang menyerobot jalur ditekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com