Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Menindak Truk Kelebihan Muatan di Pantura...

Kompas.com - 26/07/2013, 07:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

INDRAMAYU, KOMPAS.com — Jalan di sepanjang tepi pantai utara Pulau Jawa ibarat telah menjadi proyek abadi berupa perbaikan, setiap menjelang Lebaran. Truk dengan muatan beban melebihi ketentuan adalah salah satu penyebab cepat rusaknya jalur utama di Pulau Jawa ini. Namun, menghadapi sopir truk yang kedapatan membawa muatan dengan beban berlebih bukanlah tanpa tantangan.

"Sopir-sopir truk itu banyak yang ngotot. Sampai ada yang mau berkelahi, mengeluarkan senjata tajam. Itu yang kami hadapi sehari-hari," ujar Enjang Trisnawan, Koordinator Jembatan Timbang Lohsari, Indramayu, Jawa Barat, kepada Kompas.com, Kamis (25/7/2013) sore.

Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 206 tentang Angkutan Jalan dan Angkutan Umum, tiap-tiap jenis truk memiliki beban maksimal yang berbeda-beda. Jika melebihi ketentuan itu, maka petugas dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat menilangnya. Pengecekan dilakukan di Jembatan Timbang Lohbener.

"Kami mengerti mereka mendapat pressure dari pemilik barang agar cepat sampai. Jadi kami lebih preventif menghadapinya. Kami beri penjelasan sampai mereka mengerti," lanjut Enjang.

Selama rentang Januari hingga Maret 2013, jumlah truk yang ditilang tercatat 1.000 hingga 1.220 unit. Angka tersebut secara perlahan turun. Pada April 2013, jumlahnya menjadi 995 unit, Mei 943 unit, dan  Juni 841 unit. Data untuk Juli 2013 masih berjalan.

Enjang berharap ada peningkatan terhadap kesadaran hukum para sopir sekaligus pemilik barang untuk menyesuaikan beban truk dengan peraturan yang ada. Dengan demikian, kerusakan aspal jalur pantura dapat ditekan. "Kalau mereka sadar hukum, banyak manfaatnya. Jalan dan jembatan di pantura pasti awet," kata Enjang.

Jalur pantura adalah urat nadi transportasi Pulau Jawa, mengular dari ujung barat sampai ke timur. Membentang sepanjang 1.316 kilometer dari Merak, Banten hingga Ketapang, Jawa Timur, jalan tersebut dilintasi 20.000 hingga 70.000 kendaraan per tahun. Lonjakan pengguna kendaraan terjadi pada saat menjelang dan sesudah hari raya Idul Fitri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com