Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Penjaga Waktu, Menanti Purnama di 23 Juli

Kompas.com - 20/07/2013, 14:28 WIB

Muh. Ma'rufin Sudibyo*

KOMPAS.com - Bulan purnama bagi bulan suci Ramadhan 1434 H ini bakal terjadi pada Selasa dinihari 23 Juli 2013 pukul 01:15 WIB. Ini adalah saat fase Bulan, yakni persentase sisi dekat Bulan yang terpapar cahaya Matahari, mencapai nilai maksimumnya. Meski tidak benar-benar 100 %, dalam purnama kali ini hanya 99,8 %, kita di Bumi bakal merasakan sensasi Bulan terlihat bundar penuh.

Dalam 21 jam 48 menit sebelumnya, Bulan juga telah mengalami peristiwa penting lainnya yakni berada di perigee (titik terdekat orbit Bulan terhadap Bumi) sehingga hanya berjarak 358.400 km, terhitung dari pusat Bumi ke pusat Bulan.

Bulan mengalami purnama dan perigee dalam kurang dari 24 jam, namun rentang waktu antara keduanya tergolong besar sehingga kali ini Bulan tidaklah dianggap sebagai supermoon layaknya purnama Juni 2013 lalu.

Mengacu pada Keputusan Menteri Agama dalam sidang isbat yang lalu, maka Bulan purnama ini bakal terjadi pada 14 Ramadhan 1434 H bagi Indonesia. Bagi sebagian kita, hal ini mungkin membuat dahi berkerut sekaligus menjadi momen untuk mempertanyakan hasil sidang isbat. Mengingat, dalam benak kita sudah terkonstruksi pemahaman bahwa Bulan purnama ya selalu bertepatan dengan pertengahan kalender Hijriah.

Dengan satu bulan kalender Hijriah bisa berumur 29 atau 30 hari, maka purnama dianggap selalu bertepatan dengan tanggal 15 kalender Hijriah. Dengan kata lain, Bulan yang sedang menyandang status purnama juga dianggap berperan sebagai penjaga waktu (time-keeping) termasuk dalam kalender Hijriah.

Dok. Muh Ma'rufin Sudibyo Diagram batang yang menunjukkan hubungan Bulan purnama dengan tanggal Hijriyyah untuk setiap bulan kalender tahun 1434 H di Indonesia berdasarkan “kriteria” wujudul hilaal (biru tua) dan imkan rukyat revisi (kuning). Nampak Bulan purnama tidak selalu bertepatan tangPurnama tak selalu 15 
Purnama Tak Selalu 15

Leluhur kita telah demikian terkagum-kagum dengan Bulan sejak zaman es, seperti ditemukan pada sejumlah temuan arkeologis berbentuk tongkat kayu, tulang rusa dan potongan gading mammoth dari era 27.000 hingga 12.000 tahun silam berdasarkan uji pertanggalan karbon radioaktif. Pada artefak-artefak itu dijumpai takik-takik dan lubang cungkilan sebagai pertanda hari demi hari saat Bulan mencapai fase tertentu dalam siklusnya.

Di daratan Cina, sejak 34 abad silam, siklus fase Bulan telah digunakan sebagai acuan kalender, tepatnya semenjak masa dinasti Shang. Kalender Cina adalah kalender lunisolar, yang menggabungkan siklus fase Bulan dengan pergantian musim (gerak semu tahunan Matahari). Demikian pula halnya di Mesir kuno, generasi terawal sampai dengan 62 abad silam, tatkala mereka menyadari bintang terang Sirius terbit di dekat Matahari setiap 365 hari sekali yang bertepatan dengan awal banjir tahunan Sungai Nil.

Kalender Mesir kuno inilah yang saat ini menitis sebagai kalender Gregorian atau Tarikh Umum, yang lebih kita kenal sebagai kalender Masehi.

Kalender Hijriah menjadi salah satu sistem penanggalan yang memanfaatkan siklus fase Bulan dalam rupa periode sinodis. Meski demikian, kalender ini tidak mengacu peristiwa konjungsi Bulan dan Matahari. Namun, pada fenomena pasca konjungsi yang disebut hilal, terlepas dari belum adanya kesepakatan para pihak tentang hilal. Kalender ini memiliki aturan yang relatif telah mapan, misalnya setahun Hijriah terdiri dari 12 bulan kalender, sementara sebulan kalender terdiri dari 29 atau 30 hari.

Sementara, sehari kalender dimulai sejak terbenamnya Matahari dan diakhiri pada terbenamnya Matahari berikutnya yang berurutan.

Dengan demikian, kalender Hijriah mendasarkan diri pada posisi aktual benda langit dan bukan posisi rata-ratanya seperti yang terjadi dalam kalender Masehi (Tarikh Umum). Dalam konteks inilah muncul persoalan, apakah fase Bulan tertentu, dalam hal ini Bulan purnama, dapat digunakan sebagai acuan penanda waktu?

Terlebih sabda Nabi SAW menekankan keutamaan berpuasa sunat tiga hari di pertengahan bulan kalender yang dikenal sebagai ayyamul bidh (hari-hari putih), yang lantas ditafsirkan sebagi hari ke-13, 14 dan 15 di setiap bulan kalender Hijriah.

Masalahnya, saat-saat Bulan purnama ternyata hampir tak pernah bertepatan dengan pertengahan periode sinodis Bulan. Dalam tahun 1434 H ini, misalnya, kesempatan Bulan purnama bertepatan/hampir bertepatan dengan pertengahan periode sinodis Bulan hanya terjadi dua kali, yakni pada Muharram dan Sya’ban.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com