Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djoko Bantah Terima Uang dari Rekanan

Kompas.com - 31/05/2013, 22:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo membantah dikatakan menerima Rp 4 miliar dan empat kardus uang dari Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi Budi Susanto terkait proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) roda dua dan roda empat.

“Saya tidak pernah menerima dari Budi Susanto atau koordinir dan sebagainya,” kata Djoko dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Dia menanggapi kesaksian mantan Bendahara Korlantas Polri, Komisaris Polisi Legimo. Sebelumnya Legimo mengaku diperintah Djoko untuk menerima pemberian uang dari Budi Susanto terkait proyek simulator SIM.

Menurut Legimo, uang diberikan oleh staf Budi dalam dua bulan berturut-turut. Uang Rp 4 miliar diterima Legimo pada April 2011 sedangkan uang dalam empat kardus besar yang nilainya tidak diketahui Legimo itu diterimanya pada Maret 2011, atau sepekan setelah Korlantas Polri membayar pengerjaan proyek simulator roda dua kepada PT CMMA.

Selain membantah uang dari Budi, Djoko membantah telah menikmati uang miliaran rupiah yang diambil Legimo dari PT Pura Grup yang berkantor di Kudus, Jawa Tengah. Menurut Djoko, uang miliaran itu tidak pernah diterimanya. Uang tersebut, menurut Djoko, habis untuk operasional Legimo. “Itu tidak pernah diberikan ke saya, itu untuk operasional saksi semua,” ujar Djoko.

Sementara Legimo mengaku diperintah Djoko untuk mengambil uang di PT Pura Grup. Legimo mengaku tidak ingat persis berapa jumlah uang tersebut. Hanya saja, menurut dia, uang itu diberikan PT Pura Grup dalam beberapa kali sejak 2009. Nilainya, ada yang Rp 3 miliar, ada pula yang Rp 3,5 miliar. Legimo juga mengakui bahwa uang dari Pura Grup itu tidak terkait proyek simulator SIM, melainkan berkaitan dengan pengadaan blangko STNK dan BPKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com