Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Besar Tak Jamin Kinerja Polri Lebih Baik

Kompas.com - 14/10/2012, 15:44 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menyetujui rencana Komisi III DPR RI menaikkan anggaran Polri untuk menangani kasus korupsi. Namun, ia menilai, anggaran besar tidak menjamin kinerja Polri menjadi lebih baik dalam hal pemberantasan korupsi.

"Untuk mengharapkan penanganan kasus, profesionalisme maupun mentalnya baik itu tidak hanya tergantung dari masalah anggaran atau biaya, tapi bagaimana pendidikan dan latihan mereka (penyidik). Itu penting sekali," kata Bambang saat dihubungi, Minggu (14/10/2012).

Menurut Bambang, kemampuan para penyidik harus lebih diperhatikan. Para penyidik memerlukan pelatihan lebih untuk menangani kasus-kasus mulai dari penyelidikan hingga naik ke tahap penyidikan. Dengan ditambahnya anggaran tersebut, Polri dituntut dapat meningkatkan kinerja dalam penanganan kasus korupsi.

Lanjut Bambang, minimnya anggaran tak bisa lagi menjadi alasan Polri atas tidak efektifnya penanganan kasus korupsi selama ini. Kabar tunjangan penyidik yang ikut naik dengan penyamarataan biaya operasional penanganan kasus korupsi di Polri, Kejaksaan dan KPK juga tak menjamin hal tersebut.

"Kalau hanya disandarkan pada gaji saja saya tidak menjamin. Menurut saya, tidak menjamin bahwa itu akan menjadi baik," tandasnya.

Seperti diberitakan, Komisi III DPR berencana menyetarakan anggaran Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK pada 2013 untuk penanganan kasus korupsi.

Selama ini, anggaran penanganan kasus di Kepolisian dan Kejaksaan memang jauh lebih kecil dibandingkan KPK. Polri sendiri menjelaskan, biaya penyidikan di KPK bisa mencapai Rp 300 juta per kasus, sedangkan di kepolisian hanya sekitar Rp 37 juta per kasus. Sementara untuk gaji penyidik setingkat komisaris sekitar Rp 4 juta, sedangkan di KPK mencapai Rp 25 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com