Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prof Tjandra: Empat Kesan Mendalam tentang Menkes

Kompas.com - 02/05/2012, 18:38 WIB
Bramirus Mikail

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepergian mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih meninggalkan luka yang begitu mendalam tidak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga rekan kerja.

Melalui surat elektroniknya kepada Kompas.com, Prof Tjandra Yoga, selaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), mengungkapkan bahwa almarhumah merupakan sosok pemimpin yang rendah hati dan senantiasa mengayomi para stafnya di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Tjandara mengungkapkan, ada empat kesan mendalam yang selalu diingat tentang almarhumah.  Pertama, almarhumah amat menguasai Ilmu Kesehatan Masyarakat yang menjadi tanggung jawab beliau sebagai Menteri Kesehatan. Penguasaan ilmu ini didasari pada tiga hal utama, yakni latar belakang pendidikan sebagai dokter dan Doktor, kebiasaan membaca berbagai jurnal dan publikasi ilmiah walaupun di tengah kesibukannya sebagai menteri, serta pengalaman panjang beliau dalam pekerjaan di lingkungan kesehatan sejak awal bekerja lebih dari 30 tahun.

Kedua, lanjut Tjandra, ketaatan almarhumah pada aturan yang ada. "Dalam berbagai arahan, beliau selalu menekankan agar semua dilakukan sesuai dengan aturan yang ada. Dalam semua kegiatan di Kementerian Kesehatan maka semua selaku dilakukan dengan aturan perundangan yang ada," kata Tjandra.

Ketiga, lanjut Tjandra, sebagai pemimpin, beliau sangat menjaga hubungan baik yang humanistis dengan para stafnya. Keramahan dan senyuman selalu beliau jaga dengan tetap memegang prinsip hubungan kerja amat sehat dan produktif dalam organisasi Kementerian Kesehatan.

"Keempat, saya mengenal almarhumah sejak sebelum beliau menjadi menteri, sejak sama-sama menangani kasus berbagai penyakit waktu saya masih kerja di rumah sakit dan almarhumah di Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan," kata Tjandra.

Kemudian, sambung Tjandra, mereka sama-sama menjadi pejabat eselon II di Departemen Kesehatan. "Bahkan, sejak mahasiswa ketika beliau adalah kakak kelas saya sampai beliau menjadi Menteri Kesehatan."

"Sebagai pribadi, kesan mendalam saya bahwa almarhumah adalah orang yang baik hati dan ini amat terasa bagi saya. Menurut saya, kebaikan hati almarhumah terpancar dari lubuk hati beliau," kenang Prof Tjandra Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

    Nasional
    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com