KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir 2012 berakhir, Selasa (27/3/201), dan Korea Selatan bisa dibilang sukses sebagai tuan rumah. KTT prestisius itu dihadiri 53 pemimpin negara, lebih banyak dari KTT Keamanan Nuklir I 2010 di Washington yang dihadiri 47 pemimpin negara. KTT itu juga melibatkan 5.000 delegasi dan 3.700 jurnalis dari seluruh dunia. Tentu tidak mudah mengorganisasikan konferensi yang disebut-sebut terbesar dalam sejarah Korsel.
KTT Nuklir berlangsung di gedung Coex, Seoul. Gedung itu biasa digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan internasional. Tak kurang dari 200 pameran dan 2.500 konferensi internasional digelar di sana setiap tahun. KTT G-20/2010 juga dilaksanakan di gedung itu. Pengamanan selama KTT memadai. Hanya delegasi, media, dan panitia yang teregistrasi yang dapat masuk ke lokasi itu.
Sarana konferensi juga tergolong lengkap dan terawat baik. Petugas di pusat media sigap membantu peserta yang memerlukan bantuan. Mereka pun sangat ramah.
Selain kelengkapan standar seperti akses internet, ruang konferensi pers, serta makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan wartawan, yang unik dari pusat media itu adalah keberadaan gerai pameran. Di gerai yang tersedia, panitia sepertinya berusaha mempromosikan ”wajah” Korea kepada pewarta dari penjuru dunia.
Korea Post, perusahaan penyedia layanan pengiriman surat di Korsel, membuka layanan penulisan nama dengan menggunakan huruf aksara khas Korea yang disebut Han-geul. Di situ pengunjung dipersilakan menuliskan namanya dalam huruf Latin. Selanjutnya, seniman kaligrafi di gerai itu menggoreskan tinta menggunakan kuas, menuliskan nama yang diminta, pada secarik kertas.
”Ini untuk kenang-kenangan saya pernah ke Korea,” kata salah satu wartawan Indonesia yang senang dengan layanan cuma-cuma itu.
Informasi mengenai gerai itu pun menyebar di hampir seluruh wartawan Indonesia. Malah ada wartawan meminta dituliskan nama istri dan anaknya sebagai oleh-oleh.
Gerai Seoul Metropolitan Government juga menarik perhatian. Selain memberi informasi seputar budaya dan tempat wisata Korea, gerai itu juga menyediakan pakaian tradisional yang disebut dengan Hanbok. Pengunjung bisa berpose menggunakan pakaian itu, tanpa dipungut biaya. Mereka juga memberikan cendera mata berupa buku-buku sejarah Korea, perekonomian, dan budayanya.
Promosi tempat-tempat wisata di Seoul juga dilakukan panitia melalui program city tour. Mereka menyediakan bus yang akan mengantar jurnalis dari berbagai pelosok dunia, yang ingin berwisata selama lebih kurang dua jam di sela-sela pelaksanaan KTT.
Juga tersedia jasa pemotretan digital yang hasil cetakannya menyerupai lukisan cat minyak. Hasil jepretan seukuran kartu pos itu dimasukkan dalam bingkai bertuliskan Nuclear Security Summit 2012. Gerai ini dipadati jurnalis karena hasil cetakannya unik dan diberikan kepada pengunjung secara cuma-cuma.