Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda Minta Naik Eselon

Kompas.com - 25/11/2011, 16:05 WIB
Nina Susilo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Para sekretaris daerah mulai menggabungkan diri dalam paguyuban yang dinamakan Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia. Begitu bergabung dan menggelar musyawarah nasional pertama, rekomendasi pertama adalah meminta kenaikan eselon.

Hal ini disampaikan Ketua Forsesdasi Andi Muallim yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam sambutan menjelang pelantikan pengurus Forsesdasi oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta, Jumat (25/11/2011). Sehari sebelumnya, munas mengesahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Forsesdasi, serta melahirkan beberapa rekomendasi.

Rekomendasi itu antara lain meminta sekda menjadi pembina kepegawaian daerah. Berdasarkan UU 32/2004 maupun dalam UU 43/1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, kepala daerah adalah pembina PNS di daerahnya.

"Untuk menjaga netralitas dan pola karir yang jelas, perlu proteksi daerah dari ketidakobyektifan kepala daerah yang notabene rekrutmen politik. Jadi, klausul kepala daerah sebagai pembina kepegawaian harus diakhiri, justru sekda menjadi pembina kepegawaian daerah," tutur Andi Muallim, Ketua Forsesdasi.

Selain itu, karena tugas dan tanggung jawabnya lebih besar, sekda berharap eselonnya dinaikkan. Bila saat ini sekda di eselon IB diharapkan naik menjadi IA, setara dengan direktur jenderal dan deputi di kementerian. "Dirjen bawahannya berapa orang? Sekdaprov yang daerahnya luas berapa, bandingkan. Sulsel saja memiliki lebih 10.000 PNS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com