Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Gentar meski Bersimbah Darah

Kompas.com - 22/06/2011, 10:23 WIB

Oleh Runik Sri Astuti

KOMPAS.com - Seandainya pemimpin di negara ini bersedia menjenguk Suharno (50) yang terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono, Kota Madiun, Jawa Timur, mungkin orang-orang yang tersangkut perkara besar, seperti Nazaruddin dan Nunun Nurbaeti tak akan dibiarkan bebas melenggang ke luar negeri seperti saat ini. 

Suharno masih dirawat di ruang high care RSUD dr Soedono. Meski kesadarannya telah pulih, ia belum dapat berkomunikasi secara maksimal. Hanya keluarga inti dan mereka yang berkepentingan yang diizinkan menemuinya.

Bahkan, wartawan pun belum diperbolehkan berbincang dengannya. Padahal, dalam kesehariannya, Suharno yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Madiun ini tak pernah jauh dari wartawan.

Dokter Cahyo Winantyo SpB dari RSUD dr Soedono, Kamis (16/6), mengatakan, Suharno menderita tiga luka tusuk yang mengenai organ vitalnya, yakni leher, iga kanan, dan perut. Korban sempat mengeluarkan darah hingga 2 liter dari bagian perutnya yang robek.

Tim dokter telah mengoperasi luka Suharno. Saat ini kondisi warga Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, ini berangsur pulih meski masih mendapatkan perawatan intensif. Setidaknya, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Banjarsari Wetan itu sudah bisa minum air mineral.

Suharno dibawa ke rumah sakit karena luka parah setelah ditusuk oleh tamunya di rumahnya, 12 Juni lalu sekitar pukul 20.00. Wahyu Dwi Handayani, anak bungsu Suharno, menceritakan, ketika itu rumahnya kedatangan tamu seorang laki-laki.

Orang itu bertandang dengan mengendarai sepeda motor bebek, memakai helm ”cakil”, dan jaket hitam. Kepada Wahyu yang membukakan pintu, orang itu mengatakan hendak bertemu Suharno. Dia mengatakan sudah membuat janji bertemu Suharno malam itu.

Wahyu pun membangunkan ayahnya. Namun, saat Suharno keluar, ia tidak mengenali tamunya. Bahkan, tamu yang menolak diajak masuk dan memilih menunggu di teras rumah itu langsung menusukkan senjata semacam pisau kecil setelah menyerahkan sepucuk surat kepada Suharno.

Dalam suratnya, pelaku menyebut sebagai arek Suroboyo. Pelaku meminta supaya Suharno tidak macam-macam karena apa yang dilakukannya akan mendapat imbalan dari pelaku. ”Saya arek Suroboyo. Ojo njarak (jangan macam-macam). Kowe adol aku tuku (Kamu jual aku beli)”. Begitu kurang lebih bunyi surat tersebut.

Kepala Polres Madiun Ajun Komisaris Besar Nanang Juni M mengatakan, pihaknya menduga penusukan tersebut terkait dengan kasus dugaan korupsi alokasi dana desa di Desa Banjarsari Wetan senilai Rp 109 juta di mana Suharno menjadi saksi pelapor dan saksi kunci kasus tesebut.....(selengkapnya baca Harian Kompas, 22 Juni 2011)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com