Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk UU Sangat Tergantung Pemerintah

Kompas.com - 09/06/2011, 20:24 WIB

MANADO, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR RI, Pius Lustrilanang, menyatakan pesimis DPR dapat memproduksi undang-undang sesuai target setiap tahun. Penyebabnya, produk undang-undang sebagian besar sangat tergantung dari kinerja pemerintah.

Hal itu disampaikan Pius usai melakukan sosialisasi kegiatan rencana strategis DPR RI tahun 2009-2014 di kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Kamis (9/6/2011).

Kegiatan sosialisasi kemarin dibuka Rektor Unsrat, Donald Rumokoy, dan mendapat tanggapan serius sejumlah ahli hukum setempat.

Devi Sondakh dari Fakultas Hukum Unsrat, mempertanyakan fungsi legislasi DPR RI yang kurang menyertakan para ahli hukum dari perguruan tinggi daerah.

Di samping itu, ia mempertanyakan obyektivitas Badan Kehormatan DPR RI dalam memutuskan anggota DPR yang bersalah. Semestinya Badan Kehormatan diisi orang-orang independen, ini sekaligus menguatkan posisi etik anggota DPR, katanya.

Pius Lustrilanag menyebutkan, fungsi legislasi DPR untuk memproduksi undang-undang 80 persen setiap tahun dari RUU yang masuk dan dibahas, kurang efektif karena sebagian RUU berasal dari inisiatif pemerintah.

"Kinerja pemerintah sangat lamban untuk membahas sebuah RUU. Bayangkan ada RUU yang belum selesai dibahas selama lima tahun," katanya.

Ia mencontohkan, RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial melibatkan delapan kementerian yang sampai kini masih tertahan di tangan pemerintah. RUU itu sudah beberapa kali dibahas anggota DPR periode 2004-2009.

Menurut Pius, pada tahun 2010 DPR RI hanya mampu memproduksi RUU menjadi undang-undang sebanyak 14 buah dari 70 RUU yang masuk ke lembaga legislatif itu.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

Sempat Jadi Pengacara SYL, Febri Diansyah Dapat Uang Honor Rp 800 Juta

Nasional
Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Nasional
Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak Sampai Desember

Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak Sampai Desember

Nasional
Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Usai Geledah Kamar SYL

Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Usai Geledah Kamar SYL

Nasional
PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

Nasional
Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Nasional
Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Nasional
Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Survei Litbang "Kompas": 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

Nasional
Gus Yahya Sebut PBNU Siap Kelola Tambang dari Negara

Gus Yahya Sebut PBNU Siap Kelola Tambang dari Negara

Nasional
Jokowi Tunjuk Basuki Hadimuljono Jadi Plt Kepala Otorita IKN

Jokowi Tunjuk Basuki Hadimuljono Jadi Plt Kepala Otorita IKN

Nasional
Pengamat: Anies Bisa Ditinggalkan Pemilihnya jika Terima Usungan PDI-P

Pengamat: Anies Bisa Ditinggalkan Pemilihnya jika Terima Usungan PDI-P

Nasional
Hadiri Kuliah Umum di UI, Hasto Duduk Berjejer dengan Rocky Gerung dan Novel Baswedan

Hadiri Kuliah Umum di UI, Hasto Duduk Berjejer dengan Rocky Gerung dan Novel Baswedan

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: 34 Persen Responden Setuju Kementerian Ditambah

Survei Litbang “Kompas”: 34 Persen Responden Setuju Kementerian Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com