Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Jadikan NII Alasan untuk RUU Represif

Kompas.com - 01/05/2011, 18:03 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Hidayat Nur Wahid di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (1/5/2011), mengatakan, pemerintah jangan menggunakan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) sebagai dasar untuk memberi kewenangan intelijen untuk menangkap dan menahan orang yang dianggap membahayakan negara. Hal itu hanya akan menghadirkan kembali tindakan represif kepada warga negara seperti yang terjadi pada masa orde baru.

Hidayat yang juga mantan Ketua MPR RI dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyatakan sikapnya maupun partai politiknya tetap sama terhadap NII, yaitu menolak segala bentuk upaya yang menggerogoti negara kesatuan RI. Namun, dia menyayangkan, adanya beberapa pihak yang menyatakan tidak dapat menindak NII karena tidak ada payung hukumnya.

Pihak-pihak itu mendukung pemerintah yang mengusulkan RUU Intelijen dengan salah satu pasal yang menyatakan bahwa intelijen berwenang menangkap dan menahan orang yang dianggap membahayakan negara. Dia menyayangkan hal itu, sebab seolah-olah NII dan RUU Intelijen saling berhubungan.

"Jangan peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini justru dipergunakan untuk mendorong hadirnya sebuah RUU yang justru akan menghadirkan represi terhadap warga negara. Mungkin bukan berlaku untuk NII saja, tetapi bahkan bagi para aktivis, bagi mereka yang mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah," kata Hidayat seusai acara konsolidasi dengan para anggota legislatif dari PKS se-Jateng.

NII dan RUU Intelijen, kata HIdayat, merupakan dua hal yang berbeda. Bahwa intelijen memang harus menjalankan fungsinya adalah benar. Tetapi untuk menindak orang yang melanggar hukum tetap menjadi wewenang kepolisian.

Hidayat juga menyebutkan, sikap seluruh fraksi di Komisi I DPR RI sudah bulat, yaitu menolak meloloskan pasal yang memberi hak kepada intelijen untuk menangkap dan menahan seseorang yang dianggap membahayakan negara selama 7 x 24 jam. Sejak awal pihaknya tidak memiliki rancangan pasal semacam itu.

"Sekali lagi, kami menolak terorisme, NII, atau apa pun bentuknya, tetapi kami tidak setuju kalau ini dijadikan alasan untuk memberi kewenangan lebih kepada intelijen. UU sudah jelas, bagi mereka yang makar dapat dikenai sanksi. Tinggal bagaimana keberanian pemerintah saja," ujar Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com