Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Soesatyo Luncurkan Buku "Skandal Gila Bank Century"

Kompas.com - 11/04/2010, 14:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Golkar yang juga anggota Pansus Hak Angket Bank Century, Bambang Soesatyo, meluncurkan buku berjudul Skandal Gila Bank Century, Minggu (11/4/2010) di Doekoen Coffe, Jakarta. Dalam buku setebal 282 halaman ini, disebut Bambang, mengungkap banyak hal seputar skandal Bank Century yang belum terungkap ke publik melalui media massa.

"Banyak kegilaan mengenai Bank Century yang sudah diangkat dalam tulisan maupun statement saya di media massa. Tapi, banyak juga hal-hal dalam rapat tertutup yang wartawan tidak tahu, yang tidak terungkap ke publik. Ini adalah cerita di balik peristiwa yang diungkap dalam buku," kata Bambang Soesatyo.

Turut hadir dalam peluncuran tersebut, antara lain, anggota Komisi III Desmond J Mahesa, pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin, mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli, dan anggota Dewan Pembina Gerindra Permadi.

Anggota Komisi III ini mengatakan, buku ini berisi detail-detail yang ia alami selama bertugas sebagai anggota Pansus Hak Angket. Sebagian besar isi bukunya merupakan rangkuman dari catatan-catatan harian perkembangan penyelidikan Pansus.

Awalnya, kata Bambang, buku ini berjudul Jejak Istana dalam Skandal Bank Century. Namun, karena banyak hal dan pertimbangan dari penerbit, ia pun mengubah judul bukunya seperti yang saat ini diluncurkan. "Saya akhirnya sepakat dengan judul Skandal Gila Bank Century karena memang banyak kegilaan dalam skandal ini," terangnya.

Ia mencontohkan, adalah sebuah "kegilaan" bahwa rekomendasi dari Paripurna DPR mengenai skandal senilai Rp 6,7 triliun hingga saat ini tidak digubris dan tidak ada perkembangan di tangan aparat penegak hukum.

"Gila, karena sampai saat ini kita tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas terpakainya uang sebesar itu. Dan gila juga karena uang korupsi pajak Rp 28 miliar bisa terdeteksi PPATK, sementara Rp 6,7 triliun tidak ketahuan," katanya.

Disinggung apakah Bambang siap jika bukunya ini akan menimbulkan polemik dikemudian hari, ia mengatakan bahwa bukunya merupakan tulisan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. "Ini adalah karya jurnalistik, catatan harian yang saya rangkum dan saya bukukan. Tentu ini semua dapat saya pertanggungjawabkan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com