JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono prihatin dengan cara bertanya anggota Pansus Angket Bank Century yang dinilai tidak memperhatikan etika. Pernyataan keprihatinan itu disampaikan Menkominfo Tifatul Sembiring, malam tadi.
Namun, pendapat sebaliknya diungkapkan pakar komunikasi politik Effendi Gazali, Jumat (15/1/2010) di Gedung DPR, Jakarta. Sebagai peneliti dan akademisi komunikasi, ia berpandangan, komunikasi politik yang dijalankan oleh anggota Pansus masih dalam batas kewajaran.
Pertanyaan mencecar dinilainya sebagai bagian dari mengejar jawaban saksi. Seharusnya, kata Effendi, Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat prihatin dengan kadernya, Ruhut Sitompul, yang sempat melontarkan umpatan "bangsat" saat bersitegang dengan Gayus Lumbuun pekan lalu. "Presiden seharusnya prihatin dengan orang yang ngomong 'bangsat'. Itu jauh lebih tidak beretika," kata Effendi.
Ia mengungkapkan, sepanjang tidak berkata kotor dan kasar, apa yang dilakukan anggota Pansus dalam pandangannya tidak terlalu berlebihan. Masing-masing partai diimbau untuk melakukan pembinaan terhadap para kadernya untuk menjaga etika.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh anggota Pansus, Akbar Faisal. "Iya, jangan prihatin sama semua. Selama ini siapa yang selalu berkata kasar dan merusak wajah Pansus. Kami juga tahu etika kok," ujar politisi Partai Hanura ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.