Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Jadi Menteri, Jadi Provokator?

Kompas.com - 07/12/2009, 04:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rapat Pimpinan Nasional ke-3 Partai Demokrat di Jakarta Convention Center atau JCC, Minggu (6/12), mengatakan bahwa gerakan 9 Desember memiliki motif politik. Presiden mengaku sudah memiliki informasi yang cukup mengenai apa, nama, dan sasaran dari gerakan tersebut.

Benarkah? Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul, yang juga anggota Komisi III DPR RI yang membidangi masalah hukum, membenarkan pernyataan SBY tersebut. "Informasinya jelas dari BIN (Badan Intelijen Negara), dari Mabes Polri, dan beberapa lagi. Ada menteri yang tidak terpilih ikut kok jadi provokator," ujar Ruhut kepada Kompas.com.

Politisi sekaligus pengacara ini menambahkan, apa yang disampaikan Presiden sudah tepat. "Kawan-kawan dari LSM ini kadang-kadang tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Jadi kita tidak boleh underestimate. Presiden harus waspada," ujarnya.

"Kita sudah pernah merasakan apa yang terjadi waktu kejatuhan Presiden Soeharto. Awalnya beliau (Presiden Soeharto) mengatakan seolah-olah (pelengseran) tidak mungkin terjadi. Nyatanya?" tambah Ruhut.

Ketua Fraksi Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, apa yang disampaikan SBY sudah proporsional. "Beliau mengatakan senang isu pemberantasan korupsi mendapat dukungan luas. Tapi beliau ingin agar aksi (Gerakan 9 Desember) ini fokus pada isu pemberantasan korupsi, bukan agenda lain," ujar Anas.

Agenda lain, maksudnya? "Agenda yang tidak semestinya. Sudah cukup jelas, mestinya," ujar Anas.

Seperti diberitakan, Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi atau Kompak pada 9 Desember mendatang, yang bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia, akan mengadakan gerakan aktivis dan rakyat antikorupsi. Gerakan ini serentak diadakan di 33 provinsi dan sekitar 400 kabupaten/kota. Bentuk gerakan ini bermacam-macam, mulai dari diskusi, aksi, hingga refleksi pembacaan puisi dan prosa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mardiono Singgung Sandiaga Pernah Mundur sebagai Wagub DKI, Sekjen Rumah SandiUno Beri Tanggapan

Mardiono Singgung Sandiaga Pernah Mundur sebagai Wagub DKI, Sekjen Rumah SandiUno Beri Tanggapan

Nasional
Pengacara: Selama Ini Mas Hasto dan PDI-P Jadi Korban 'Bullying' karena Harun Masiku

Pengacara: Selama Ini Mas Hasto dan PDI-P Jadi Korban "Bullying" karena Harun Masiku

Nasional
Kemenlu Percepat Pemulangan 216 WNI yang Ditahan Imigrasi Malaysia

Kemenlu Percepat Pemulangan 216 WNI yang Ditahan Imigrasi Malaysia

Nasional
Tak Masalah KIM Koalisi untuk Pilkada di Banyak Tempat, PDI-P: 'Monggo' Saja...

Tak Masalah KIM Koalisi untuk Pilkada di Banyak Tempat, PDI-P: "Monggo" Saja...

Nasional
OIKN Ajukan Tambahan Anggaran Rp 29,8 Triliun untuk Pembangunan IKN

OIKN Ajukan Tambahan Anggaran Rp 29,8 Triliun untuk Pembangunan IKN

Nasional
KPU Sebut Batas Usia Calon Kepala Daerah Tetap Saat Penetapan karena Pelantikan Ranah Pemerintah

KPU Sebut Batas Usia Calon Kepala Daerah Tetap Saat Penetapan karena Pelantikan Ranah Pemerintah

Nasional
Jelang Latma Rimpac, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Latihan dengan Kapal Perang Brunei

Jelang Latma Rimpac, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Latihan dengan Kapal Perang Brunei

Nasional
Dirut Pertamina Patra Niaga Cek Langsung Kondisi Terminal BBM Tuban

Dirut Pertamina Patra Niaga Cek Langsung Kondisi Terminal BBM Tuban

Nasional
Batu Pertama Diletakkan, Kementerian KP dan FAO Siapkan Pembangunan Fishway di Sukabumi

Batu Pertama Diletakkan, Kementerian KP dan FAO Siapkan Pembangunan Fishway di Sukabumi

Nasional
Respons Singkat Jokowi soal Wacana Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Projo Isyaratkan Peluang

Respons Singkat Jokowi soal Wacana Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Projo Isyaratkan Peluang

Nasional
Perintahkan Akuisisi Sumber Beras Kamboja, Jokowi: Daripada Beli, Lebih Bagus Investasi

Perintahkan Akuisisi Sumber Beras Kamboja, Jokowi: Daripada Beli, Lebih Bagus Investasi

Nasional
Pihak Hasto Laporkan Penyidik KPK yang Sita Handphone ke Dewas, Tapi Kantor Sudah Tutup

Pihak Hasto Laporkan Penyidik KPK yang Sita Handphone ke Dewas, Tapi Kantor Sudah Tutup

Nasional
Komisi II DPR Sebut 40 Persen Pj Kepala Daerah Tidak Layak Memimpin, Tak Paham Tata Kelola Pemerintahan

Komisi II DPR Sebut 40 Persen Pj Kepala Daerah Tidak Layak Memimpin, Tak Paham Tata Kelola Pemerintahan

Nasional
Profil Kapolda Jateng Ahmad Luthfi, Orang Dekat Jokowi yang Segera Jabat Irjen Kemendag

Profil Kapolda Jateng Ahmad Luthfi, Orang Dekat Jokowi yang Segera Jabat Irjen Kemendag

Nasional
Divonis Bersalah, 4 Terdakwa Korupsi Bansos Beras Kemensos Dihukum Ganti Rugi Rp 127 Miliar

Divonis Bersalah, 4 Terdakwa Korupsi Bansos Beras Kemensos Dihukum Ganti Rugi Rp 127 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com