Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberian ASI Eksklusif di Bantul Baru Capai 40 Persen

Kompas.com - 09/08/2009, 17:24 WIB

BANTUL, KOMPAS.com - Kesadaran untuk memberikan air susu ibu atau ASI secara eksk lusif bagi bayi di Bantul tergolong masih rendah. Baru sekitar 40 persen ibu yang memberikan ASI ekslusif berturut-turut hingga bayi berusia enam bulan. ASI Ekslusif membuat sistem kekebalan bayi lebih kuat sehingga tidak mudah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupatan Bantul, dr Siti Noor Zaenab Syech Said mengatakan, ASI eksklusif mulai diberikan ketika bayi baru lahir hingga enam bulan kemudian, tanpa tambahan apapun. "Kebanyakan ibu-ibu sudah menambah makanan tambahan atau susu kaleng sebelum bayi berusia enam bulan," katanya.

Ada berbagai alasan mengapa ibu-ibu tidak memberikan ASI secara ekslusif. Pertama, faktor ketidaktahuan. Si ibu merasa perkembangan usia anak membuat kebutuhan makanan meningkat, sehingga ia menambahkan makanan atau susu tamabahan. " Biasanya diberikan ketika anak menangis terus. Si ibu berpikir kemungkinan besar anaknya sedang lapar. Padahal, tangisan anak bisa disebabkan berbagai faktor," katanya.

Kedua, faktor kesibukan ibu. Kalangan ibu rumah tangga yang berperan ganda yakni sebagai pengasuh anak dan pekerja kerepotan mengatur waktunya. Mereka tidak mungkin selalu berada di sisi anaknya. Akhirnya, ASI hanya diberikan saat si ibu sedang di rumah saja. Untuk mengantisipas inya, ibu bisa saja memeras ASI-nya terlebih dahulu sebelum meninggalkan buah hatinya.

Menurut Zaenab, ASI eksklusif membuat anak jarang sakit karena sistem kekebalan tubuhnya sangat bagus, terutama terhadap penyakit diare. "Pertumbuhan bayi juga lebih baik karena berat badannya tidak mungkin kurang atau kegemukan. Kalau pakai susu kaleng biasanya tubuh bayi menjadi gendut. Padahal, kegendutan tidak bagus bagi bayi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com