JAKARTA, KOMPAS.com — Debat calon wakil presiden kali ini dinilai sang moderator Prof Komarudin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak berbeda jauh dengan debat calon presiden pertama. Jawaban dari ketiga pasangan masih bersifat normatif dan belum menyentuh kebijakan-kebijakan yang riil.
"Masih di permukaan, padahal semua kandidat bukan incumbent, yang seharusnya lebih seru," ungkap rektor UIN Prof Komarudin Hidayat yang juga bertugas sebagai moderator seusai debat cawapres di Studio SCTV, Jakarta, Selasa (23/6) malam.
Komarudin mengatakan, tidak adanya perubahan suasana dalam Debat Cawapres tersebut dikarenakan UU Pemilu yang mengatakan bentuk format debat merupakan kesepakatan antara KPU dan tim sukses.
Menurutnya, ada kesan dari ketiga tim sukses melindungi calonnya jangan sampai terjadi perdebatan antarkandidat yang akan menimbulkan penilaian menang kalah. "Kelihatannya tim sukses menghindari hal itu. Akhirnya perdebatan tidak tajam," ungkapnya.
Ke depan, kata Komarudin, perlu dilakukan perubahan UU Pemilu atau KPU harus berani melakukan improvisasi terhadap UU tersebut agar debat berikutnya menjadi lebih seru. "Debat tadi hanya sebagai ritual dari pemilu saja," ujarnya.
Ia mengatakan, sebenarnya ada orisinalitas gagasan dari ketiga kandidat mengingat latar belakang mereka yang berbeda-beda. "Wiranto punya pengalaman sebagai Jenderal; Prabowo militer, tapi businessman; dan Boediono Doktor Ekonomi juga birokrat," ucapnya.
Perdebatan kali ini, lanjutnya, merupakan antiklimas dari perdebatan yang terjadi di luar selama ini. "Baru sampai di sinilah prestasi yang bisa diraih," kata Komarudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.