Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Kampanye Pemilu Tak Boleh Diwarnai Black Campaign

Kompas.com - 15/08/2008, 09:47 WIB

JAKARTA, JUMAT — Dalam pidatonya di Sidang Paripurna DPR, Jumat (15/8), Ketua DPR Agung Laksono mengingatkan bahwa menjelang Pemilu 2009 kondisi politik yang kondusif harus dipertahankan. Tahapan kampanye yang panjang sejak 12 Juli lalu diharapkan memberikan makna signifikan bagi proses pendidikan politik. Salah satu bagian yang dicetak tebal adalah memperingatkan agar kampanye tak diwarnai dengan black campaign.

"Kita berharap bahwa kampanye harus dilakukan secara bermartabat, dengan menyampaikan visi, misi, dan program partai bagi kemajuan Indonesia ke depan. Kampanye tidak boleh diwarnai black campaign, harus mengedepankan persatuan dan kesatuan, dan tetap menjaga suasana yang kondusif," demikian Agung dalam pidatonya.

Dengan jumlah partai politik peserta pemilu yang lebih banyak dibandingkan tahun 2004, diharapkan gairah demokrasi yang tumbuh pada era reformasi ini dapat terus meningkatkan kualitas dan berada dalam koridor NKRI. Selain itu, para elite juga diharapkan matang dalam menggerakkan mesin partainya masing-masing. Hal ini dipandang penting untuk memperkuat iklim demokrasi yang sedang berkembang. Melalui iklim keterbukaan dan partisipasi publik yang semakin dibuka ruang geraknya, maka sistem penyelenggaraan negara dan perangkat infrastruktur politik di tingkat masyarakat madani diharapkan akan dapat tetap terjaga perkembangannya.

Di awal pidatonya, Agung menyampaikan bahwa Dewan sudah menerima beberapa surat masuk, di antaranya surat Presiden tentang calon anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), surat Presiden tentang calon anggota Dewan Energi Nasional (DEN), dan juga surat Presiden tentang penyampaian RUU Tipikor. "RUU ini sudah lama dinantikan oleh DPR untuk segera dilakukan pembahasan. Atas surat-surat tersebut, Dewan akan memprosesnya sesuai mekanisme dan peraturan tata tertib," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com