JAKARTA, KOMPAS.com - Korps Marinir TNI AL mengungkap alasan tidak membawa jenazah Lettu Laut Eko Damara (30) untuk diotopsi.
Lettu Laut Eko merupakan personel kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir yang tewas di daerah operasi karena bunuh diri.
“Tidak otopsi karena daerah operasi tidak ada dokter khusus untuk forensik. Kami butuh cepat, kami ingin kembalikan ke keluarganya dengan cepat, tiga hari,” kata Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi dalam konferensi pers di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).
Endi mengatakan, keputusan tidak melakukan otopsi juga dipengaruhi asumsi bahwa Eko tewas akibat bunuh diri.
Baca juga: Marinir Sebut Lettu Eko Tewas karena Bunuh Diri, Ini Kronologinya
“Kami tidak melakukan itu (otopsi) karena kami sudah yakin bahwa itu bunuh diri, kenapa harus diotopsi?” kata dia.
Endi pun mempersilakan pihak keluarga Eko jika ingin melakukan otopsi.
“Kalau dari keluarga masih ragu, silakan mungkin dilakukan dengan ketentuan atau jalur yang ada untuk menempuh otopsi,” ucap Endi.
“Dari data, fakta, dan saksi yang ada ini, kami semakin yakin dari 99 persen, kami sampaikan sekarang 100 persen beliau meninggal karena bunuh diri,” tutur Dankormar.
Dalam konferensi pers itu, pihak Korps Marinir TNI AL juga menghadirkan dokter dari RSUD Dekai, Yahukimo, secara daring. Salah satu dokter RSUD Dekai, dr Glen, membenarkan pernyataan Endi.
“Kami tidak lakukan otopsi karena memang tidak ada dokter spesialis forensik,” kata Glen.
Baca juga: Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta
Dankormar mengatakan bahwa Lettu Laut Eko tewas di daerah operasi karena bunuh diri pada Sabtu (27/4/2024).
Hasil penyelidikan Marinir TNI AL menunjukkan, Eko tewas setelah melepaskan tembakan dari kepala sebelah kanan tembus kepala kiri atas.
Endi menyebutkan, senapan yang dipakai untuk bunuh diri sudah berada di ruangan kesehatan sebelumnya.
“Senjata sudah ada di dalam ruangan. Dokter tidak dibekali dengan pistol. Dokter hanya membawa senapan. ‘Kenapa kok kalau bunuh diri pakai senapan? Kok enggak pakai pistol saja gampang?’. Beliau tidak memegang pistol,” tutur Endi.
Sebelumnya, keluarga dari Eko menaruh kecurigaan atas tewasnya Eko lantaran terdapat dugaan bekas luka lebam dan sulutan api rokok di jenazah Eko.
"Kami diberitahu kalau Lettu Eko meninggal karena bunuh diri. Kami merasa hal ini sangat janggal karena TNI AL sangat cepat mengambil kesimpulan tanpa autopsi atau penyelidikan hukum," kata kakak kandung Eko, Dedi Pranajaya (39) di Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/5/2024), dikutip dari Kompas.id.
Eko seharusnya sudah kembali ke satuan asalnya. Namun, pada 27 April 2024, keluarga menerima kabar tak enak yang menyebut Eko meninggal karena bunuh diri.
Selanjutnya, pihak keluarga menerima jenazah Eko di Medan pada 29 April 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.