Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot, PDI-P Duga Ada Pihak yang Khawatir dan Ketakutan

Kompas.com - 15/12/2023, 19:05 WIB
Irfan Kamil,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai, gerakan intimidasi dengan mencopot puluhan baliho pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD terjadi lantaran ada pihak yang merasa khawatir.

Hal itu disampaikan Hasto menanggapi adanya 70 spanduk dan baliho ucapan selamat datang terhadap Mahfud di wilayah Banten yang mendadak menghilang dan dicopot oleh pihak tidak bertanggungjawab.

"Sangat clear ya ada pihak yang sangat khawatir dengan gerakan rakyat," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2023).

Baca juga: Balihonya Dicopot di Bali, Sumut, dan Banten, Ganjar: Sudah Biasa

“Baliho-baliho Pak Ganjar-Prof Mahfud dilepas dengan cara-cara seperti itu,” lanjut Sekjen PDI-P itu.

Hasto menilai, pihak-pihak yang melakukan pencopotan merasa takut dengan gerakan rakyat yang menyambut kehadiran Mahfud di Banten.

Namun, ia mengeklaim, intimidasi yang terjadi itu malah akan menghadirkan kekuatan solidaritas dari rakyat.

Sementara itu, Politisi PDIP yang juga Calon Anggota Legislatif DPR RI yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) Banten 1, Bonnie Triyana, mengungkapkan, ada lebih dari 70 baliho yang menghilang saat Mahfud akan datang ke kediaman Ulama Kharismatik Banten, Abuya Muhtadi.

"Ya seperti diketahui berita yang beredar, ada 70 lebih sebetulnya spanduk yang kami pasang untuk menyambut kedatangan pak Mahfud ke Banten, itu hilang, dipasang dini hari pagi-pagi, hilang, dan sebetulnya lebih dari 70," ungkap Bonnie.

Baca juga: Ada Transaksi Mencurigakan, PDI-P: Ada Parpol yang Lebih Banyak Baliho daripada Pengurusnya

Bonnie menjelaskan, titik baliho Ganjar-Mahfud dipasang mulai dari keluar tol Serang sampai masuk ke Cidahu arah pesantrennya Abuya Muhtadi.

Ia menduga, gerakan intimidasi tersebut terjadi lantaran ada pihak yang merasa khawatir Abuya Muhtadi sebagai ulama berpengaruh di Banten kokoh menyatakan dukungan ke Ganjar-Mahfud.

"Jadi ketika Pak Mahfud mau datang hari Rabu kemarin spanduknya lenyap, itu menyiratkan ada yang khawatir memang, karena Pak Mahfud ini diterima luas oleh masyarakat Banten,” kata Bonnie.

“Bahkan Abuya Muhtadi sebagai ulama terkemuka pun mendukung Pak Mahfud, yang artinya memang banyak warga Banten itu mendengarkan, mengindahkan imbauan dari Abuya Muhtadi untuk memilih Ganjar-Mahfud," ucapnya.

Terkait peristiwa ini, Bonnie menduga, pihak yang melakukan pencopotan itu khawatir elektoral Ganjar-Mahfud bisa melejit di Banten.

"Jadi saya kira, ada pihak yang memang khawatir, cemas, takut kalau memang keberpihakan atau dukungan dari Abuya Muhtadi itu akan mendatangkan efek elektoral yang cukup besar bagi Ganjar Mahfud di Banten," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

Nasional
Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Nasional
PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

Nasional
Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com