Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Monas Dibangun?

Kompas.com - 09/11/2023, 00:30 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Monumen Nasional (Monas) adalah bangunan paling ikonik di Jakarta. 

Tugu yang menjulang tinggi dengan emas di atasnya, serta adanya Museum Sejarah Nasional di dalamnya membuat Monas menjadi salah satu tempat wisata favorit di Jakarta. 

Pembangunan Monas

Melansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Monas dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, mulai 17 Agustus 1961. Monas resmi dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.

Pembangunan Monas memakan waktu sekitar 14 tahun. Proses pembangunan Monas terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pertama (1961-1965), tahap kedua (1966-1968), dan tahap ketiga (1969-1976).

Biaya yang dihabiskan untuk membangun Monas sampai tahun 1975 sekitar Rp 7 miliar. 

Tujuan Pembangunan Monas

Monas dibangun kala itu untuk mengenang perlawanan dan perjuangan Bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945. 

Selain itu, Monas juga menjadi simbol pengingat kepada generasi penerus bahwa bangsa Indonesia pernah berjuang mati-matian membela tanah air demi meraih kemerdekaan. 

Tim Pembangunan Monas

Melansir dari Badan Sertifikasi Kadin DKI Jakarta, Tim Pembangunan Monas dibentuk atas perintah Presiden Soekarno.

Panitia ini dipimpin Sarwoko Martokusumo, S Suhud selaku penulis, Sumali Prawirosudirdjo selaku bendahara dan dibantu oleh empat orang anggota masing-masing Supeno, KK Wiloto, EF Wenas, dan Sudiro.

Setelah itu, dibentuk panitia pembangunan Monas yang dinamakan ”Tim Yuri” diketuai langsung Presiden RI Ir Soekarno.

Tugas Tim Yuri ini untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan Monas termasuk membantu mengumpulkan biaya pembangunannya.

Melalui tim ini, sayembara diselenggarakan dua kali untuk menemukan rancangan Monas. Sayembara pertama digelar pada 17 Februari 1955, dan sayembara kedua digelar 10 Mei 1960.

Baca juga: Sejarah Monas, Lahir dari Ide Warga Biasa dan Dikerjakan Pekerja Jepang

Rancangan Tugu Monas

Meskipun sayembara digelar sebanyak dua kali, namun tidak ada rancangan yang memenuhi seluruh kriteria. Akhirnya, ketua Tim Yuri menunjuk beberapa arsitek ternama yaitu Soedarsono dan Frederich Silaban untuk menggambar rencana tugu Monas.

Keduanya arsitek itu sepakat membuat gambarnya sendiri-sendiri yang selanjutnya diajukan ke Presiden Soekarno. Kemudian rancangan karya Soedarsono-lah yang dipilih.

Dalam rancangannya, Soedarsono menyusun rancangan dengan bentuk tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang menyerupai alu sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan) berupa ruangan menyerupai lumpang sebagai “Yoni”.

Alu adalah alat penumbuk padi dan lumpang adalah wadahnya.

Sementara itu Lingga dan Yoni adalah kelamin yang menjadi perlambangan kehidupan abadi seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk dan lainnya.

Di atas tugu terdapat simbol lidah api yang menggambarkan semangat yang berkobar di Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com