JAKARTA, KOMPAS.com – Pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengungkapkan, gagal panen di sejumlah wilayah menjadi faktor kenaikan harga beras beberapa waktu belakangan.
“Ya beberapa tempat di laporkan adanya gagal panen,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Kawasan Jakarta Utara, Jumat (13/10/2023).
Sandi menyampaikan, adanya kemarau panjang di sebagaian besar wilayah di Indonesia ini menyebabkan banyak wilayah kekurangan air.
Baca juga: Harga Beras Melejit, Pedagang Angkringan di Yogyakarta Menjerit
Hal ini juga diduga menjadi penyebab terjadinya gagal panen padi dan bahan pangan lainnya.
“Mungkin dari gagal penen itu lah ada tempat yang mengalami kekurangan sembako dan ini perlu kita pikirkan dan selesaikan bersama,” ucap dia.
Menurut dia, dalam rangka menghadapi kenaikan harga ini, diperlukan koordinasi dari setiap stakeholder atau kementerian/lembaga terkait.
Oleh karena itu, Satgas Pangan Polri juga bekerja sama dengan semua stakeholder terkait guna mencegah terjadinya kelangkaan pangan.
“Kemudian dikondisikan dengan pemerintah untuk mencegah terjadinya penumpukan atau kelangkaan pangan dan mudah-mudahan hal ini bisa kita antisipasi bersama, semoga pangan masih bisa terjaga di Indonesia,” ucap dia.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, sejumlah warga mengeluhkan kenaikan harga beras.
Baca juga: Putar Otak Pedagang Warteg di Tengah Harga Beras yang Sedang Tinggi-tingginya
Salah satunya dikeluhkan oleh Chuyenk (28), pedagang di Pasar Rawa Badak. Dia menyebut, kenaikan harga beras tidak sebanding dengan kualitasnya.
Menurut dia, harga beras yang naik merupakan jenis dengan kualitas rendah.
“Harga beras kacau pokoknya, naiknya enggak kira-kira. Kalau misalnya baik barang bagus, enggak apa-apa. Ini sudah naik tapi barangnya jelek, sama saja bohong,” ungkap Chuyenk saat ditemui Kompas.com di Pasar Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, Rabu (11/10/2023).
Selain itu, sejumlah warga di Bekasi kerap memanfaatkan operasi pasar di Harapan Mulya, Medan Satria, Bekasi untuk membeli beras dengan harga yang lebih terjangkau.
Tak hanya di wilayah Jabodetabek, kenaikan harga beras juga dikeluhkan penjual Angkringan di Daerah Istimewa Yogyakarta, bernama Purwanto (64).
Purwanto mengatakan, kenaikan harga beras dan komoditi lainnya membuat dagangannya sepi. Ia mengaku sekarang ini sulit sekali untuk berjualan.
“Sak niki opo-opo mundak (sekarang apa-apa naik), sangat berpengaruh. Dijual susah, enggak ada (kenaikan harga) susahnya di situ,” ujarnya saat ditemui, Kamis (12/20/2023).
Dia berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga beras. Sebab, kenaikan harga beras ini sangat berdampak kepada usahanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.