Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Veteran Nasional

Kompas.com - 09/08/2023, 00:30 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia memiliki hari untuk menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan yakni Hari Veteran Nasional.

Hari Veteran Nasional diperingati setiap tanggal 10 Agustus tiap tahunnya. 

Hari ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 30 Tahun 2014 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tujuan adanya Hari Veteran Nasional adalah untuk mengingat jasa dan pengorbanan Veteran Republik Indonesia yang telah berjuang, membela, dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan/atau ikut melaksanakan perdamaian dunia.

Dipilihnya tanggal 10 Agustus karena bertepatan dengan serangan umum terhadap kota Surakarta oleh Belanda yang terjadi pada tanggal 10 Agustus 1949.

Belanda Menyerang Jawa Timur Pasca Kemerdekaan

Pada saat itu Belanda tengah menyerang kota-kota besar di Jawa Timur. Pasukan TNI kemudian menyusun pertahanan yang kuat di Salatiga dan Magelang untuk melindungi Yogyakarta.

Pasukan TNI di Yogyakarta menerapkan sistem Wehrkreise atau distrik militer. Setiap Wehrkreise harus mampu menyusun sendiri kekuatan perlawanan melawan Belanda.

Kala itu perlawanan di Yogyakarta dan sekitarnya dipimpin Letnan Kolonel Soeharto. Sementara untuk di dalam kota dipimpin Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Kraton Yogyakarta menjadi pusat mengatur siasat dan tempat persembunyian gerilyawan.

Belanda saat itu mengadakan siaran palsu ke luar negeri yang mengatakan TNI telah hancur sehingga mereka bisa menguasai Indonesia kembali.

Namun dunia dikejutkan dengan adanya serangan umum secara mendadak merebut kota Yogyakarta yang dilakukan ribuan gerilyawan yang dipimpin Letkol Soeharto pada 1 Maret 1949. Serangan ini bertujuan untuk menunjukan bahwa TNI tidak hancur.

Serangan Gerilyawan TNI di Surakarta

Di samping itu, serangan juga terjadi di Surakarta. Serangan ini dipimpin Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi.

Penyebab awalnya lantaran markas Kolonel Gatot Subroto yang hancur diserang oleh Belanda sehingga mengundang kemarahan anak buahnya. 

Serangan terhadap Surakarta ini melibatkan Gerilyawan TNI berjumlah sekitar 3.000 orang.

Pasukan tersebut menyerang markas tentara Belanda di Surakarta pada 7 Agustus 1949. Namun puncak pertempuran terjadi pada 10 Agustus 1949 atau tepat sehari sebelum perintah gencatan senjata dilaksanakan pada 11 Agustus 1949.

Peristiwa ini membuahkan hasil melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), di mana kedaulatan Republik Indonesia diakui pada 27 Desember 1949.

Referensi:

  • Tugiyono. (2004). Pengetahuan Sosial Sejarah. Jakarta: Grasindo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jamdatun Feri Wibisono Ditunjuk Jadi Wakil Jaksa Agung

Jamdatun Feri Wibisono Ditunjuk Jadi Wakil Jaksa Agung

Nasional
Sri Mulyani Mulai Mulai Hitung-hitung Anggaran Pemerintahan Prabowo

Sri Mulyani Mulai Mulai Hitung-hitung Anggaran Pemerintahan Prabowo

Nasional
Hapus 2 DPO Kasus 'Vina Cirebon', Polri Akui Tak Punya Bukti Kuat

Hapus 2 DPO Kasus "Vina Cirebon", Polri Akui Tak Punya Bukti Kuat

Nasional
Tak Hadiri Panggilan MKD, Bamsoet Sebut Undangan Diterima Mendadak

Tak Hadiri Panggilan MKD, Bamsoet Sebut Undangan Diterima Mendadak

Nasional
Proyeksi Sri Mulyani untuk Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II: Masih Terjaga seperti Kuartal I

Proyeksi Sri Mulyani untuk Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II: Masih Terjaga seperti Kuartal I

Nasional
Psikolog Forensik Sebut Ada Perbedaan Laporan Iptu Rudiana dengan Hasil Otopsi soal Kematian Vina dan Eky

Psikolog Forensik Sebut Ada Perbedaan Laporan Iptu Rudiana dengan Hasil Otopsi soal Kematian Vina dan Eky

Nasional
Usai Rapat dengan Jokowi, Gubernur BI Jamin Rupiah Akan Menguat

Usai Rapat dengan Jokowi, Gubernur BI Jamin Rupiah Akan Menguat

Nasional
Hasil Pertemuan Prabowo dengan Ketum Parpol KIM Tak Akan Dilaporkan ke Jokowi

Hasil Pertemuan Prabowo dengan Ketum Parpol KIM Tak Akan Dilaporkan ke Jokowi

Nasional
Dianugerahi Bintang Bhayangkara Utama, Prabowo: Terima Kasih Kapolri, Kehormatan bagi Saya

Dianugerahi Bintang Bhayangkara Utama, Prabowo: Terima Kasih Kapolri, Kehormatan bagi Saya

Nasional
PDI-P Lirik Susi Pudjiastuti Maju Pilkada Jabar, Airlangga: Bagus untuk Pandeglang

PDI-P Lirik Susi Pudjiastuti Maju Pilkada Jabar, Airlangga: Bagus untuk Pandeglang

Nasional
Jokowi Absen dalam Sidang Gugatan Bintang Empat Prabowo di PTUN

Jokowi Absen dalam Sidang Gugatan Bintang Empat Prabowo di PTUN

Nasional
Mendagri Minta Pj Kepala Daerah Mundur jika Ikut Pilkada atau Diberhentikan

Mendagri Minta Pj Kepala Daerah Mundur jika Ikut Pilkada atau Diberhentikan

Nasional
Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai 'Back Up' PDN Kominfo di Batam

Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai "Back Up" PDN Kominfo di Batam

Nasional
Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Nasional
Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com