Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Personal dan Tekanan Sosial, Salah Satu Alasan Perempuan Jadi Pelaku Terorisme

Kompas.com - 05/04/2021, 15:42 WIB
Tatang Guritno,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam beberapa peristiwa terorisme di Tanah Air, tercatat perempuan ikut terlibat menjadi pelaku aksi teror tersebut.

Berdasarkan catatan BNPT, diketahui dalam kurun waktu sepuluh tahun (2001-2020) jumlah tahanan perempuan terkait aksi terorisme di seluruh Indonesia mencapai 39 orang.

Terbaru, perempuan tercatat menjadi pelaku dalam dua aksi teror di Indonesia. Pertama, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, kemudian aksi penembakan di Mabes Polri, Jakarta.

Baca juga: Ada Pergeseran Pelaku Terorisme, Perempuan Kini Dilibatkan

Sebenarnya, apa faktor yang menyebabkan perempuan terlibat dalam aksi terorisme?

Pengamat terorisme dan visiting fellow RSIS NTU Singapur, Noor Huda Ismail menilai, tidak ada alasan tunggal yang melatarbelakangi perempuan bergabung dalam aksi terorisme.

Noor Huda menyebutkan beberapa alasan tersebut antara lain merasa tidak bermakna dalam kehidupan pribadi.

Komentar orang-orang atas kehidupan pribadi dan tekanan sosial juga bisa memicu perempuan terlibat aksi terorisme.

"Biasanya alasannya sangatlah personal dan emosional, seperti kehilangan orang yang dicintai, ketidakmampuan untuk mengandung anak, atau susah mendapatkan pasangan menjadi pemantik perempuan terlibat aksi terorisme," kata Noor Huda kepada Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Aksi Teroris Milenial: Lone Wolf, Unggah Konten di IG, Pamit di Grup WhatsApp

Lebih lanjut Noor Huda Ismail juga mengatakan bahwa paham radikal dapat mempengaruhi para perempuan untuk terlibat dalam aksi teror karena menawarkan pemahaman kehidupan yang lebih bermakna.

"Sementara, pernikahan dan karier menjanjikan kepada perempuan kehidupan yang lebih baik, ideologi radikal menawarkan kehidupan yang lebih bermakna," tuturnya.

Masuknya ideologi radikal pada perempuan, kerap terjadi ketika seorang perempuan tidak punya banyak waktu untuk beraktivitas di luar rumah, karena fokus pada pekerjaan dan kehidupan pernikahan.

Situasi ini, sambung dia, yang membuat perempuan akhirnya berkenalan dengan paham radikal di internet.

"Banyak dari mereka tidak bisa beraktivitas di luar rumah dan akhirnya menghabiskan waktu dengan mengakses internet. Kemudian dari situ paham radikal didapatkan, bahwa ada Daulah Islamiah di Syria, pemahaman sebagai muslim wajib berjihad mempertahankan agama dan lain sebagainya," kata Noor Huda.

Baca juga: Kementerian PPPA: Perempuan Rentan Terlibat dalam Terorisme

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com