Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Isu Kesetaraan Vaksin bagi Semua Negara Saya Bawa hingga ke PBB

Kompas.com - 23/02/2021, 15:25 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, ia akan memperjuangkan isu kesetaraan akses vaksin Covid-19 bagi semua negara di dunia hingga ke forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sebab, keberadaan vaksin Covid-19 saat ini merupakan harapan bagi masyarakat dunia.

Baca juga: Negara G7 dan Uni Eropa Sumbang 4,3 Miliar Dollar AS untuk Keadilan Vaksin

Negara-negara di dunia pun berpacu untuk mengamankan vaksin bagi kebutuhan masyarakatnya.

"Namun, jangan pernah lupa bahwa kita harus mendorong agar kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara dapat terus kita dorong," ujar Jokowi saat memberi sambutan dalam acara International Conference on Tackling the Covid-19 Pandemic secara virtual yang ditayangkan YouTube Sekertariat Presiden, Selasa (23/2/2021).

"Sehingga (isu) pentingnya kesetaraan vaksin bagi semua negara terus saya bawakan sampai di tingkat PBB," kata dia.

Baca juga: 2.753 Nakes di Tangsel Belum Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Kedua

Kepala negara juga mengingatkan, ketersediaan vaksin bukan berarti menyelesaikan masalah pandemi.

Masyarakat harus tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yakni dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Kemudian, strategi pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), dan treatment (perawatan) harus terus dilakukan hingga pandemi Covid-19 berlalu. 

"Kita semua tahu bahwa Covid-19 ini tidak mengenal batas antarnegara. Dunia tidak bisa sepenuhnya bebas dari virus Corona jika masih ada satu saja negara yang belum bebas darinya, dari Covid-19," kata Jokowi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com