Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helmy Yahya: Masyarakat Akan Terbiasa dengan New Normal

Kompas.com - 18/05/2020, 17:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembawa acara Helmy Yahya mengatakan, masyarakat akan mulai terbiasa dengan kebiasaan baru seiring dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir.

Hal tersebut disampaikan Helmy dalam diskusi bertajuk "New Normal: Tatanan Hidup Covid-19" secara virtual, Senin (18/5/2020).

Helmy mencontohkan, kebiasaan lama masyarakat mulai dari bersalaman dengan orang lain dan bekerja di kantor akan mulai ditinggalkan dan muncul kebiasaan baru atau new normal.

"Kita sudah terbiasa dengan sesuatu kebiasaan baru, yang disebut dengan new normal, kita dulu terbiasa, kami orang Palembang kalau bertemu harus salaman, yang muda harus cium tangan, sekarang kan tidak. Cara kita berkantor, tidak apa-apa tuh tidak bertemu dalam satu kantor, enggak apa-apa," kata Helmy.

Baca juga: Penerapan New Normal, Masyarakat Dituntut untuk Bisa Beradaptasi

Helmy mengatakan, bekerja yang dilakukan di rumah mulai efektif bagi masyarakat karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi dan mengurangi kemacetan.

Menurut dia, bekerja di rumah lebih efektif karena bisa dilakukan melalui aplikasi meeting.

"Kita makin tahu ternyata bisa tuh, bekerja di rumah kadang lebih efektif, saya pernah satu hari melakukan 7 kali zoom meeting, dulu itu kan susah, harus ngumpulin orang ada yang terlambat, terjebak di lift sekarang, tidak ada lagi," ujar dia.

Kendati demikian, Helmy mengatakan, kebiasaan baru atau new normal itu akan merugikan bisnis pariwisata, restoran, dan bioskop.

Bahkan, akan berdampak pada para karyawan yang akan menerima gaji yang rendah.

"Target omzet tidak seperti dulu, ini jadi persoalan, kalau di bioskop sekali tayang 100 penonton, sekarang cuma 60 penonton, itu pun kalau penuh, dan akan terjadi penyesuaian tenaga kerja akan dibayar lebih murah, ya ditahun-tahun atau setalah corona ini, itu yang new normal," ucap dia. 

Baca juga: Ikuti Arahan Menteri BUMN, PT KAI Siapkan Skenario The New Normal

Helmy mengatakan, gaji yang diterima karyawan tersebut akan membuat daya beli rendah.

Namun, Helmy meminta masyarakat tidak mengeluh dalam kondisi sulit ini. Menurut dia, masyarakat harus bisa mengambil setiap peluang seperti berjualan secara online.

"Jangan mengeluh, karena tidak ada persoalan yang bisa selesai dengan mengeluh, semua orang punya persoalan dari negara, perusahaan sampai employee, upskilling sebanyak mungkin," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com