Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Investasi UEA untuk Ibu Kota Baru Tetap Berjalan, tetapi...

Kompas.com - 21/04/2020, 19:48 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sempat menerima telepon dari Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Mohamed Faran Al Mazrouei tiga hari lalu.

Menurut Luhut, Suhail menanyakan terkait investasi UEA di Indonesia melalui Sovereign Wealth Fund untuk pendanaan ibu kota baru.

"Menteri Suhail ini sebagai counterpart saya, nah di situ dia menanyakan lagi, 'Mr.Luhut ini ibu kota yang baru Sovereign Wealth Fund (SWH) bagaimana, relevan kita jalan enggak?'," kata Luhut dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Selasa (21/4/2020).

Baca juga: Luhut Soal Larangan Mudik: Sudah Cukup Kita Ambil Risiko

Luhut mengatakan, inventasi melalui Sovereign Wealth Fund tersebut masih bisa terus berjalan.

Namun, ia menyampaikan, saat ini Pemerintah Indonesia masih fokus dalam menangani pandemi Covid-19.

"Saya bilang ya jalan saja karena SWH bukan hanya untuk ibu kota saja, tapi itu juga untuk infrastruktur tempatnya pak Basuki (Menteri PUPR), Ya saya bilang sama dia, kami masih konsentrasi penuh kepada Covid-19," ujar dia. 

Luhut juga mengatakan, setelah pandemi Covid-19 berakhir, Pemerintah Indonesia akan mendiskusikan lebih lanjut terkait hal tersebut.

"Nah saya setuju, tapi kan kita harus bicara. Karena setelah Covid-19 ini, akan terjadi perubahan-perubahan struktur bisnis di dunia ini. Karena itu kita semua kerjakan pak," ucap dia. 

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) juga memberikan sumbangan berupa alat pelindung diri (APD) kepada Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Luhut: Boro-boro Pikir Ibu Kota Baru, Kami Fokus ke Virus Corona

Adapun Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia sepakat meneken kerja sama investasi senilai 6,8 miliar dollar AS atau setara Rp 314,9 triliun.

Dikutip dari laman Setkab, Senin (13/1/2020), investasi UEA di Indonesia dilakukan melalui Sovereign Wealth Fund bersama-sama dengan Masayoshi dari Softbank (Jepang), dan dari International Development Finance Corporation (IDFC) Amerika Serikat.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, investasi besar UEA tersebut salah satunya akan masuk untuk pendanaan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

"(Namun) Presiden menekankan bahwa dalam pembangunan ibu kota baru, untuk pembangunan gedung dan fasilitas pemerintahan dilakukan seluruhnya dengan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)," kata Luhut.

Baca juga: Cegah Virus Corona, UEA Setop Terbitkan Visa Per 17 Maret 2020

Bahkan, menurut Luhut, Presiden Jokowi meminta agar Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) menjadi Dewan Pengarah dalam pembangunan ibu kota baru itu.

Selain itu, Luhut menyebutkan, UEA tertarik menanam uangnya di Aceh.

“Aceh itu mereka sangat ingin masuk properti. Nah, minggu depan kami akan tadi apa perintah Presiden, Gubernur Aceh, dan tokoh-tokoh di situ untuk bicara ini karena mereka ada beberapa persyaratan itu mereka masuk,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com