Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Social Distancing' Masih Diabaikan, Sosiolog: Kita akan Menderita Lebih Berat

Kompas.com - 20/03/2020, 19:27 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog sekaligus Dosen Universitas Indonesia (UI) Imam B. Prasodjo menyoroti sebagian masyarakat yang tidak menerapkan social distancing dalam aktivitas sehari-hari.

Imam mengatakan, dalam kondisi saat ini, masyarakat seharusnya menyadari bahwa penularan virus akan jauh lebih tinggi apabila masing-masing orang tidak menerapkan social distancing.

"Apakah harus terjadi dulu agar orang bisa sadar bahayanya?" ujar Imam dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).

"Negara lain sudah pernah. Dengan kasat mata memperlihatkan kepada kita kalau ini (social distancing) diabaikan, negeri ini kekuatannya tidak sebaik Korea Selatan atau Italia, maka kita akan menderitanya jauh lebih berat," lanjut dia.

Baca juga: Kantor Imigrasi Tangerang Terapkan Social Distancing untuk Pemohon Paspor

Oleh sebab itu, ia pun mengimbau masyarakat tidak ada salahnya untuk mulai mendisiplinkan diri menerapkan social distancing dalam aktivitas sehari-hari.

Mulai dari bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah serta menghindari acara yang melibatkan orang banyak.

Apalagi bagi mereka yang mengalami sakit flu, batuk dan demam. Mereka juga harus memiliki pemahaman bahwa jangan sampai orang lain tertular oleh sakitnya.

"Pada saat yang sama, orang pilek, batuk, bersin itu juga harus menjaga teman-teman di lingkungannya. Dia harus bertanggung jawab. Jaraknya kira-kira 1,8 hingga 2 meter. Coba ya bayangkan kalau kita berada di kerumunan, dempet=dempetan, ada yang batuk langsung hujan lokal," ujar Imam.

Baca juga: Bukan Kabur dari Jakarta, Ini Alasan Zaskia Adya Mecca Social Distancing di Yogyakarta

"Kalau diri kita tidak melakukan juga (social distancing) dan mewabah ke semua orang, apa yang terjadi jika pasar terjangkit banyak orang yang tidak mau melakukannya? Itu fatal," lanjut dia.

Idealnya, setiap orang harus menjaga diri. Sebab, kita tidak mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya dari orang-orang yang berada di sekitar kita.

Imam sekaligus mengingatkan bahwa social distancing bukan berarti tidak melakukan tindakan pertolongan apabila ada seseorang yang mengalami kecelakaan.

Dalam kasus tersebut, Imam mengatakan, orang yang mengalami kecelakaan tetap harus mendapatkan pertolongan. Hanya saja, cara pertolongannya harus tepat agar meminimalisasi penularan penyakit.

Baca juga: Isi Social Distancing dengan Nonton Konser Virtual Musisi Dunia, Ini Jadwalnya

"Bukan berarti dia tidak bisa kemendekat pada orang-orang sakit. Tetapi, jangan sembarang kita melakukan dekat tanpa mempertahankan diri. Kalau itu dilakukan juga kemungkinan dia bisa tertular," kata dia.

Diketahui, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan gerakan social distancing.

Beberapa hal yang dilakukan adalah dengan menerapkan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona lebih masif lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Ungkap SYL Suka Marah jika Ia Masih Beli Tas

Istri Ungkap SYL Suka Marah jika Ia Masih Beli Tas

Nasional
Brimob Keliling Kejagung Disebut Rangkaian dari Penguntitan Jampidsus

Brimob Keliling Kejagung Disebut Rangkaian dari Penguntitan Jampidsus

Nasional
KPK Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Dugaan Korupsi di PT PGN

KPK Tetapkan 2 Tersangka dalam Kasus Dugaan Korupsi di PT PGN

Nasional
KPK Panggil Pengacara Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

KPK Panggil Pengacara Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

Nasional
Kejagung Serahkan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus ke Propam Polri

Kejagung Serahkan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus ke Propam Polri

Nasional
Surya Paloh Disebut Tetap Meminta Organisasi Sayap Nasdem Lanjutkan Kegiatan yang Didanai Kementan

Surya Paloh Disebut Tetap Meminta Organisasi Sayap Nasdem Lanjutkan Kegiatan yang Didanai Kementan

Nasional
Menpan-RB Apresiasi Perbaikan Pelayanan Proses Bisnis Visa dan Itas Kemenkumham

Menpan-RB Apresiasi Perbaikan Pelayanan Proses Bisnis Visa dan Itas Kemenkumham

Nasional
Beda Keterangan SYL dan Istrinya soal Durian

Beda Keterangan SYL dan Istrinya soal Durian

Nasional
Kejagung: Jampidsus Dikuntit Anggota Densus 88 Fakta, Bukan Isu

Kejagung: Jampidsus Dikuntit Anggota Densus 88 Fakta, Bukan Isu

Nasional
Cuaca Arab Saudi Tembus 43 Derajat Celsius, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Gunakan Masker

Cuaca Arab Saudi Tembus 43 Derajat Celsius, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Gunakan Masker

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Saksi Golkar dari Ambon Hilang Kontak Jelang Terbang ke Jakarta

Sidang Sengketa Pileg, Saksi Golkar dari Ambon Hilang Kontak Jelang Terbang ke Jakarta

Nasional
Benarkan Isu Penguntitan, Jampidsus: Sudah Jadi Urusan Kelembagaan

Benarkan Isu Penguntitan, Jampidsus: Sudah Jadi Urusan Kelembagaan

Nasional
Bertambah, Kerugian Keuangan Negara Kasus Korupsi Timah Jadi Rp 300 Triliun

Bertambah, Kerugian Keuangan Negara Kasus Korupsi Timah Jadi Rp 300 Triliun

Nasional
Dukung Optimalisasi Bisnis Lewat Energi Terbarukan, Pertamina Hulu Rokan Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

Dukung Optimalisasi Bisnis Lewat Energi Terbarukan, Pertamina Hulu Rokan Bangun PLTS Terbesar di Indonesia

Nasional
Wabendum Nasdem Ungkap Pernah Bertemu 3 Petinggi Partai di Kementan

Wabendum Nasdem Ungkap Pernah Bertemu 3 Petinggi Partai di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com