Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buya Syafii Kecewa Politisi Indonesia Tak Ada yang Mau Naik Kelas Jadi Negarawan

Kompas.com - 19/12/2019, 06:01 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekiawan Muslim Buya Syafii Maarif mengaku kecewa dengan para politisi yang ada saat ini.

Menurut Buya, politisi di Indonesia saat ini hanya berorientasi kepada election atau pemilihan dan tidak mau naik kelas menjadi negarawan.

"Saya terus terang kecewa dengan politisi. Politisi kita rata-rata, di samping kurang baca tapi juga tidak mau naik kelas jadi negarawan, tetap politisi," kata Buya di Kantor Maarif Institute, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2018).

Buya mengatakan, negarawan sama sekali tidak mengutamakan election tetapi bagaimana keberlangsungan bangsa dan negara yang akan datang.

Baca juga: Saat Buya Syafii Cerita soal Mafia Migas yang Rugikan Negara Hingga Triliunan...

Berkaitan dengan itu, Maarif Institute yang didirikannya akan menggelar Maarif Award pada 2020 mendatang.

Buya menilai, saat ini Indonesia memiliki banyak orang yang berkontribusi bagi masyarakat lainnya tetapi mereka tak mau menampakkan diri.

Termasuk juga tak ada yang mempublikasi prestasi mereka tersebut.

"Mestinya kualitas nilai-nilai (yang dimiliki orang-orang tersebut) bisa menjadi gelombang bangsa yang akan datang, itu yang akan menyelematkan bangsa ini," kata dia.

Baca juga: Kritik Revisi KUHP, Pakar Hukum: Kita Sedang Krisis Negarawan

Dengan demikian, dia pun berharap agar diselenggarakannya Maarif Award tersebut bisa menemukan orang-orang lokal berprestasi yang akan memberi corak lebih segar untuk Indonesia ke depan.

"Bahkan mungkin ada yang bisa mempertahankan republik jangka panjang. Ada orang-orang lokal ini yang istilahnya berbuat tanpa pamrih untuk semua golongan, agama," kata dia.

Adapun Maarif Award diselenggarakan dua tahun sekali. Kali ini, para juri yang akan menilai nominasi pengharagaan tersebut terdiri dari berbagai latar belakang.

Mereka adalah Dewan Pembina Maarif Institute Clara Joewono, Ketua PGI Pdt Gomar Gultom, Akademisi Rhenald Kasali, Jurnalis Senior Nezar Patria, serta Penerima Maarif Award 2008 M. Tafsir.

Rencananya, Maarif Award akan digelar pada Mei 2020 yang penjaringan nominasinya dimulai sejak 18 Desember 2019 hingga 29 Februari 2020 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com