Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Yohana Mendata Perempuan dan Anak yang Jadi Korban Kerusuhan di Papua

Kompas.com - 02/09/2019, 11:27 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Yohana Yembise sedang melakukan pendataan terhadap angka perempuan dan anak yang menjadi korban kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua beberapa waktu terakhir.

"Kami sedang menyuruh staf khusus kami untuk menyelidiki, mengumpulkan data kira-kira berapa banyak perempuan dan anak yang menjadi korban. Yang jelas mungkin masalah trauma ya. Trauma saja dalam keadaan ketakutan," kata Yohana setelah bertemu dengan Kepala Staf Kepresiden Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/9/2019).

Baca juga: Cerita Pengungsi Pasca-kerusuhan Jayapura, Trauma dan Ketakutan

Selain melakukan pendataan, Yohana mengaku akan melakukan dialog dengan kepala suku di Papua untuk mencari solusi terkait dengan kekerasan perempuan dan anak.

Selama ini, Yohana mengklaim memiliki hubungan baik dengan dewan adat di Papua.

"Kami dialog, bagaimanapun kami kementerian karena kami sudah menjalin kerja sama sejak 2016 dengan dewan adat tokoh adat, juga tokoh agama kami sudah mulai bangun di tahun-tahun terakhir ini," ujar Yohana.

Baca juga: Saat Kerusuhan di Jayapura, Kantor Gubernur Papua Dijarah, Gedung KPU Dibakar

Namun, Yohana belum bisa memastikan kondisi perempuan dan anak di Papua pasca-kerusuhan. Menurut dia, pendataan saat ini terus dilakukan.

"Kami belum mendapat data-data karena kami kayaknya dalam keadaan situasi seperti itu belum bisa bebas masuk ke dalam. Nanti saya suruh staf khusus kami yang bisa bertemu langsung dengan mereka untuk mendata," ujarnya.

Kompas TV Kapolri Tito Karnavian bersama Panglima Marsekal Hadi Tjahjanto akan pastikan Papua dan Papua Barat aman. Kapolri Tito bersama Panglima Hadi o ke Sorong Papua Barat dan Papua untuk memastikan keamanan, serta sterilisasi konflik yang terjadi disana. Untuk sementara waktu Kapolri dan Panglima TNI akan berkantor di Papua. #papua #TNI #Kapolri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com