PADANG, KOMPAS.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohammad Nasir menyindir profesor yang ada di universitas di Indonesia, namun tidak melakukan riset dan publikasi.
“Profesor tentu harus lakukan riset serta publikasi, jangan hanya menikmati tunjangan kehormatan saja,” kata Nasir di Padang, Rabu (13/3/2019), seperti dikutip Antara.
Ia mencatat, jumlah profesor di Indonesia saat ini sebanyak 5.500 orang. Sementara yang melakukan riset dan publikasi karya mereka hanya sekitar 2.250 orang.
Menurut Nasir, angka ini masih terlalu sedikit. Pihaknya terus mendorong seluruh profesor melakukan publikasi.
“Kita terus dorong agar profesor di kampus untuk publikasi karena itu merupakan kewajiban mereka,” kata dia.
Ia berharap, nanti pada akhir 2019, jumlah publikasi profesor meningkat, bahkan menyamai jumlah guru besar yang ada di Indonesia.
“Kami baru akan melakukan evaluasi kembali pada akhir 2019 nanti, mungkin saja jumlah ini dapat berubah signifikan,” katanya.
Nasir juga mengapresiasi jumlah publikasi yang dilakukan dosen di setiap kampus juga meningkat pesat.
Dulunya pihaknya belum mampu bersaing dengan Malaysia dan Thailand. Namun, saat ini jumlah riset yang dihasilkan hampir menyamai mereka.
Ia mengatakan, saat ini dosen yang paling banyak melakukan publikasi adalah mereka dengan jabatan rektor dan asisten ahli.
Saat ini jumlah riset yang mencul mencapai 31. 850 publikasi, sementara Malaysia saat ini jumlah publikasinya sekitar 38.770 publikasi.
“Ini sebuah lompatan yang besar karena dosen terus melakukan publikasi dan berdampak langsung pada pendidikan kita dan banyak ilmu pengetahuan baru yang bermunculan,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.