JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Sidik, ayah dari seorang korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP bernama Dodi Junaidi (40) mengungkapkan, anaknya baru bertugas sebagai Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus di Kejaksaan Negeri Pangkal Pinang selama tujuh bulan.
Sebelumnya, Junaidi bertugas di Kejaksaan Negeri Bengkulu.
Menurut Sidik, anaknya mengambil penerbangan pertama pada Senin (29/10/2018) karena akan mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Sidik tampak tegar saat menjelaskan alasan anaknya pergi ke Pangkal Pinang.
Baca juga: Enam Jenazah Korban Lion Air Diserahkan kepada Keluarga
Ia menjawab satu per satu pertanyaan dengan sabar sesaat setelah serah terima jenazah secara simbolis dari pihak Rumah Sakit Polri Kramat Jati kepada keluarga, Minggu (4/11/2018).
Hanya tampak raut kesedihan di wajahnya, namun Sidik berusaha untuk tidak menangis.
"Pada saat kejadian itu, dia mencari pesawat yang paling pertama ke Pangkal Pinang karena mengejar upacara sumpah pemuda di kantornya," ujar Sidik di RS Polri.
Sidik mengaku, Dodi selalu ke Jakarta setidaknya dua pekan sekali untuk menemui istri dan anak-anaknya yang tinggal di daerah Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
"Enggak selalu setiap weekend (ke Jakarta) tapi biasanya dua minggu sekali. Dia meninggalkan tiga anak, anak pertama kelas 1 SMP, anak kedua kelas 6 SD, dan anak terakhir kelas 2 SD," kata Sidik.
Nantinya, lanjut Sidik, jenazah Dodi disemayamkan terlebih dahulu di Kejaksaan Negeri Jakarta Timur sebelum dimakamkan di pemakaman umum daerah Bintaro, Tangerang Selatan.
"Insyaallah besok setelah serah terima dari pihak Kejaksaan Negeri Jakarta Timur ke keluarga, akan langsung dimakamkan jam 09.00 WIB," kata Sidik.
Tak lupa, Sidik mengucapkan terima kasih atas kerja keras tim gabungan yang telah membantu evakuasi dan identifikasi Junaidi.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada tim semuanya yang telah mengevakuasi korban termasuk anak saya," katanya.
Baca juga: Hari Ketujuh Evakuasi Lion Air JT 610, 32 Kantong Jenazah Korban Diangkat
Dodi Junaidi adalah salah satu dari tujuh jenazah yang berhasil teridentifikasi pada Minggu. Keenam jenazah lainnya adalah Rohmanir Pandi Sagala (23), Verian Utama (31), Muhammad Nasir (29), Janry Efriyanto Sianturi (26), Karmin (68), dan Harwinoko (54).
Hingga Minggu Malam, RS Polri telah mengidentifikasi Lion Air 14 jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP.
Kecelakaan Lion Air JT 610 terjadi pada Senin (29/10/2018) dan serpihan pesawat ditemukan di perairan Karawang, Jawa Barat. Pesawat tersebut mengangkut 181 penumpang dan 8 awak pesawat.