JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan SAR Nasional Muhammad Syaugi memastikan, timnya bersama TNI/Polri terus mengevakuasi korban bencana di Sulawesi Tengah.
Terutama, di daerah-daerah pelosok yang jauh dari kota.
"Kami sudah terbangkan helikopter ke sana, karena banyak daerah-daerah yang kita tidak tahu di mana ada korban yang tidak terlaporkan. Karena mungkin masyarakat hanya melaporkan di sekitarnya saja sehingga kita tidak tahu di luar itu bagaimana," ujar Syaugi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Ia mengatakan, berdasarkan penyisiran timnya di daerah-daerah pelosok itu, korban yang bisa dievakuasi sebanyak 9 orang.
Baca juga: Basarnas Selamatkan 1 Orang Terjepit Puing Gedung Mandala Finance
Sementara, pada Senin (1/10/2018) kemarin, total jumlah korban yang dievakuasi sebanyak 38 orang.
Syaugi mengatakan, akses ke sejumlah permukiman di pelosok daerah terdampak bencana itu sebenarnya tidak terputus alias dapat diakses. Tim SAR bisa masuk ke sana dengan relatif mudah.
"Enggak ada yang disebut terisolasi ya. Kami sudah bisa menjangkau semua. Hanya ini masalah waktu saja," ujar Syaugi.
Namun, akses itu cukup sulit untuk dilewati oleh alat berat. Oleh karena itu, para personel yang dikerahkan Basarnas masih menunggu ada fasilitas yang bisa membawa alat berat ke daerah-daerah pelosok tersebut.
"Jadi tidak mudah untuk langsung menuju ke titik yang ingin dievakuasi. Inilah ya yang menjadi kesulitan kami," ujar dia.
Baca juga: Basarnas: Ada 50-60 Orang Masih Tertimbun di Reruntuhan Hotel Roa Roa
Salah satu kesulitan lainnya adalah gempa susulan yang masih sering terjadi. Gempa susulan itu membuat struktur reruntuhan di mana dideteksi terdapat korban menjadi berubah.
Hal itu juga menyulitkan evakuasi karena petugas harus berhati-hati.
Sejak gempa bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala dan disusul tsunami setinggi 3 meter, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Hingga Selasa (2/10/2018) pukul 13.00 WIB, korban tewas akibat gempa dan tsunami di Sulteng bertambah menjadi 1.234 Orang.
Selain itu, sebanyak 799 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di rumah sakit.
Para korban meninggal tersebut diketahui berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, dan Sigi.
.
.