Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPD Minta Dilibatkan Dalam Pembahasan Rencana Penyediaan Listrik

Kompas.com - 08/07/2017, 15:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senator DPD RI asal Kalimantan Timur Aji Muhammad Mirza Wardana meminta DPD dilibatkan dalam pembahasan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Keterlibatan DPD untuk memberi masukan mengenai perbaikan ketersediaan listrik di daerah, terutama di wilayah pelosok.

"Beberapa hari lalu, pimpinan DPD panggil Direktur PLN bagaimana agar daerah bisa berperan dalam RUPTL PLN," ujar Aji dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (8/7/2017).

Menurut dia, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah jarang dilibatkan dalam pembahasan. Padahal karakteristik setiap daerah berbeda, tidak bisa digeneralisasi.

Baca juga: YLKI: Pemangkasan Subsidi Listrik Harus Diimbangi Mutu Pelayanan PLN

Aji mengatakan, masukan dari Pemda maupun DPD setidaknya bisa menjadi panduan PLN untuk mengefektifkan penyaluran listrik ke daerah tertentu.

"Kita ingin agar karakteristik tiap daerah bisa diliat secara menyeluruh karena punya aturan berbeda-beda," kata dia.

DPD maupun Pemda memang tidak diwajibkan ikut membahas RUPTL,, namun sebut Aji, DPD memaksakan diri untuk terlibat dan memberi masukan serta pertimbangan agar pasokan listrik lebih efektif dan merata. Ia ingin pemerintah tidak hanya mempertimbangkan sisi hilir, tetapi juga hulu.

"Kami siap bantu PLN bangun jalur transmisi, tapi harus ada pembicaraan dulu," katanya.

Dia mengatakan, masih ada daerah yang sama sekali mendapatkan aliran listrik karena berada di wilayah pelosok.  Aji menganggap kesulitan geografis semestinya tidak menjadi halangan PLN untuk melakukan pemerataan listrik.

"Listrik di perbatasan, harus diakui ketika presiden berkunjung di stu minta agar listrik dibangun. Kalau presiden tidak berkunjung mungkin tidak dibangun di situ," ujarnya.

Dalam rapat dengar pendapat di DPR, beberapa kali PLN diundang. Namun, kata Aji, tidak semua data didapatkan dari PLN. Bahkan, PLN juga tidak merinci secara jelas parameter masyarakat yang mendapat subsidi dan tidak. Terlebih lagi setelah adanya pemangkasan penerima subsidi untuk golongan 900 Volt Ampere per 1 Mei 2017 lalu.

"Misalnya, punya kulkas atau AC sudah tidak mendapat subsidi," kata Aji.

Baca juga: PLN Bantah Cabut Subsidi Listrik Secara Menyeluruh

Kompas TV Penjualan Listrik Anjlok Selama Lebaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com