Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Pemilu Tidak Jelas karena Tarik Ulur Pembahasan RUU Pemilu

Kompas.com - 05/07/2017, 14:18 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Molornya pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu berdampak terhadap ketidakpastian anggaran.

Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebelumnya memperkirakan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 15,2 triliun, angka pastinya tetap harus menunggu payung hukum yang baru.

Komisioner KPU Hasyim Asy'ari mengatakan, payung hukum yang baru itu akan menjadi dasar peyusunan pedoman teknis, termasuk penganggaran tahapan penyelenggaraan pemilu (budgeting).

Menurut Hasyim, jika pemilu diibaratkan pernikahan, maka KPU adalah panitia pernikahannya (wedding organizer).

"Ibarat pemilu itu perhelatan perkawinan, maka kita harus tahu siapa mantennya, berapa jumlahnya, tamunya siapa yang diundang. Kan begitu. Terus mau pakai gedung atau pakai lapangan, mau terbuka atau tertutup. Itu berpengaruh semua," kata Hasyim, saat ditemui di Gedung KPU, Rabu siang (5/7/2017).

Baca: KPU Harap Rapat Konsultasi Bahas Pemilu 2019 dengan DPR Segera Digelar

Hasyim mengatakan, KPU sudah mempunyai asumsi awal besaran anggaran yang dibutuhkan.

Namun, kepastiannya tetap harus disesuaikan dengan UU terbaru yang saat ini masih terus menjadi perdebatan di DPR.

"Misalnya saja kalau mau pakai (sistem) tertutup, pasti desain surat suaranya beda dari sistem proporsional terbuka. Itu pasti ngefek ke budget," kata dia.

Selain itu, anggaran yang dibutuhkan KPU untuk penyelenggaraan pemilu juga akan masuk dalam pembahasan Rencana Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.

Oleh karena itu,  KPU berharap DPR bergerak cepat menyelesaikan revisi UU Pemilu.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR-RI pada Juni 2017, Ketua KPU Arief Budiman mengusulkan anggaran untuk Pemilu 2019 sebesar Rp 15,2 triliun.

Kompas TV Lalu apakah sudah ada hasil kesepakatan soal presidential threshold di pansus RUU pemilu?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com