JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie meyakini kondisi harmonis bakal kembali setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 berakhir.
Dia mengatakan, intensitas potensi konflik horizontal meninggi di Jakarta saat tahapan Pilkada memasuki masa kampanye. Dan itu akan menurun setelah ada gubernur terpilih.
"Ya tidak langsung otomatis selesai tapi mulai turun. Bangsa ini sudah teruji dalam sejarah dengan kemampuan untuk hidup toleran," kata Jimly di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (8/4/2017).
(Baca: Presiden PKS: Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta Sita Energi)
Jimly mencontohkan, pada Pilkada 2015 lalu di Kabupaten Kepulauan, Maluku Utara, terpilih pasangan Hendrata Thes dan Zulfahri Abdullah.
Hendrata merupakan pengusaha yang memiliki latar belakang agama Kristen Protestan dan etnis Tionghoa.
"Kabupaten Kepulauan Sula 97 persen agamanya Muslim. Kenapa terpilih? Karena rakyatnya suka sama dia. Terakhir berperkara di MK (Mahkamah Konstitusi) itu menang," ucap Jimly.
Jimly menyebutkan siapapun yang terpilih memimpin Jakarta lima tahun ke depan akan memberikan pelajaran bagi masyarakat Jakarta.
(Baca: Jimly Nilai DPT pada Pilkada DKI Jakarta Perlu Diperbaiki)
Sebab, siapapun yang terpilih, lanjut dia, akan menjadi gubernur semua masyarakat Jakarta yang heterogen.
"Negara kita enggak bubar hanya gara-gara yang kita pilih enggak menang," ujar Jimly.