Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ana Nadya Abrar

Pengajar Fisipol UGM Yogyakarta, Biograf

Mempraktikkan Prinsip Interaktivitas di Dunia Virtual

Kompas.com - 10/03/2017, 14:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Pada akhirnya kita harus meningkatkan kepedulian. Soalnya, dunia di sekitar kita masih dihiasi oleh kepalsuan dan kebohongan.

Lihatlah media online. Ada yang sudah memperoleh verifikasi Dewan Pers. Namun, tidak sedikit pula media online berstatus abal-abal, yang beroperasi hanya untuk memeras dan memfitnah.

Lihatlah pula toko online. Banyak yang berbisnis secara jujur. Namun, tidak sedikit yang sengaja menipu demi memperoleh keuntungan sesaat.

Semua media dan toko online yang tidak beritikad baik itu bisa beroperasi di atas nama keterbukaan. Keterbukaan itu, kini, malah sudah sampai pada tingkat tanpa batas. Akibatnya, masyarakat pun harus membuka diri tanpa batas. Kalau tidak, mereka akan teralienasi dan merasa gugup menjalani kehidupannya.

Salah satu anak kandung dunia tanpa batas adalah realitas semu (virtual reality). Realitas ini memang memungkinkan kita melakukan fantasi naratif dari citra. Ia bisa pula menjadi simbol antusiasme tentang transformasi sosial dan kultural melalui teknologi komunikasi.

Namun, ia juga membentuk dunia virtual yang membutuhkan prinsip interaktivitas.

Di bawah prinsip interaktivitas ini, kata Pablo J. Baczkowski, terdapat tiga petuah, yakni, pertama, jika seseorang menerima informasi yang tidak benar, dia akan menyampaikan informasi yang benar.

Kedua, kalau seseorang diminta mengungkapkan pendapatnya, dia tidak akan keberatan, dan ketiga kalau seseorang merasa perlu meluruskan sesuatu yang menurutnya tidak pada tempatnya, dia akan mengungkapkan pengetahuannya tentang sesuatu itu dengan senang hati.

Sampai sekarang, prinsip interaktivitas ini belum sepenuhnya dipraktikkan oleh penduduk dunia virtual. Tidak jarang warganya enggan meluruskan informasi yang sampai ke jaringannya, sekalipun dia mengerti persis informasi yang benar.

Bertolak dari ketiga petuah inilah kita kemudian mengatakan bahwa penduduk dunia virtual harus terlibat aktif dalam pembicaraan di situ. Mereka tidak bisa lagi cuek saja dengan informasi yang melintas di dunia itu. Sebaliknya, mereka harus meningkatkan kepedulian pada informasi tersebut.

Pada taraf tertentu, peningkatan kepedulian ini menempatkan manusia dalam konteks kehidupan yang disatukan oleh keinginan untuk jujur. Selama ini, mungkin kita hanya berlaku jujur pada anggota keluarga. Mungkin kita hanya berlaku jujur pada orang sekampung.

Mungkin kita hanya berlaku jujur pada orang seagama. Semua kejujuran ini disebut jujur berdasarkan kekerabatan (kin-based). Namun,  dengan peningkatan kepedulian pada informasi di dunia virtual, sesungguhnya kita mendidik diri untuk jujur secara impersonal  dan profesional.

Sampai saat ini, kejujuran merupakan sumber utama kepercayaan. Kalau kita tidak jujur kepada orang lain, jangan berharap kita memperoleh kepercayaan dari dirinya. Ketidakjujuran malah bisa menghilangkan kepercayaan.

Sebaliknya, bila kita semakin sering memperlihatkan kejujuran kepada orang lain, kepercayaan orang itu akan menjadi semakin besar. Kecuali itu, meminjam pendapat Sokrates, memperlihatkan kejujuran merupakan cara paling singkat dan paling pasti untuk hidup secara terhormat.  

Dengan begitu, kiranya perlu disadari bahwa peningkatan kepedulian kepada informasi di dunia virtual bisa membawa kepada kejujuran  impersonal dan profesional.

Tentu saja ini mengejutkan, sekaligus menggembirakan. Persoalan yang tinggal sekarang, apakah penyampaian informasi yang benar bisa membuat jera mereka yang tidak jujur dalam dunia virtual?

Tidak mudah menjawab pertanyaan ini tanpa penelitian yang komprehensif. Yang jelas, mereka yang tidak jujur akan merasa malu mengetahui bahwa ada orang lain yang tahu bahwa dia tidak jujur. Nah, rasa malu ini agaknya bisa menjadi momentum untuk mulai bersikap jujur.

Kita yakin dengan sungguh bila selalu bersikap jujur maka hidup akan jadi terhormat. Beruntunglah orang yang bisa mempraktikkan prinsip interaktivitas di dunia virtual. Soalnya, di balik itu, ada keinginan untuk bersikap jujur secara impersonal dan profesional.

Ini bukan satu-satunya hikmah dari peningkatan kepedulian terhadap informasi yang mengisi dunia virtual. Tentu saja masih ada hikmah yang lain. Persoalannya terletak pada kerendahhatian kita untuk mengenali hikmah itu. Apakah kita punya kerendahhatian itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Setujui Calvin Verdonk dan Jens Raven Berstatus WNI

DPR Setujui Calvin Verdonk dan Jens Raven Berstatus WNI

Nasional
Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Dinilai Kurang Inklusif Ketimbang Tim Transisi Era Jokowi

Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Dinilai Kurang Inklusif Ketimbang Tim Transisi Era Jokowi

Nasional
Buka Rapat Paripurna, Puan: 119 Anggota DPR Hadir, 172 Izin

Buka Rapat Paripurna, Puan: 119 Anggota DPR Hadir, 172 Izin

Nasional
Hari Ini, Polri Ekstradisi Buronan Paling Dicari di Thailand Chaowalit Thongduan

Hari Ini, Polri Ekstradisi Buronan Paling Dicari di Thailand Chaowalit Thongduan

Nasional
Jokowi Ungkap Biaya Pembangunan Kereta Cepat Lebih Murah Dibanding MRT

Jokowi Ungkap Biaya Pembangunan Kereta Cepat Lebih Murah Dibanding MRT

Nasional
Tantang Kepala Daerah, Jokowi: Tunjuk Jari Siapa yang Sanggup Bangun MRT dengan APBD?

Tantang Kepala Daerah, Jokowi: Tunjuk Jari Siapa yang Sanggup Bangun MRT dengan APBD?

Nasional
Kata Gerindra soal Pelibatan Partai Koalisi di Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran

Kata Gerindra soal Pelibatan Partai Koalisi di Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran

Nasional
Puji Penghijauan di Balikpapan dan Surabaya, Jokowi: Kota Lain Saya Tunggu ...

Puji Penghijauan di Balikpapan dan Surabaya, Jokowi: Kota Lain Saya Tunggu ...

Nasional
Kemenaker Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Kawasan Eropa

Kemenaker Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Kawasan Eropa

Nasional
Soal Polemik Tapera, Fahira Idris Minta Pemerintah Perhatikan Keluhan Rakyat

Soal Polemik Tapera, Fahira Idris Minta Pemerintah Perhatikan Keluhan Rakyat

Nasional
Jokowi Minta Pemda Bangun Transportasi Publik ART, Jauh Lebih Murah dari MRT

Jokowi Minta Pemda Bangun Transportasi Publik ART, Jauh Lebih Murah dari MRT

Nasional
PKB Utus Ketua DPW Jakarta Komunikasi dengan Anies Terkait Pilkada 2024

PKB Utus Ketua DPW Jakarta Komunikasi dengan Anies Terkait Pilkada 2024

Nasional
Bareskrim Proses Berkas TPPU Panji Gumilang, Segera Dikirim ke JPU

Bareskrim Proses Berkas TPPU Panji Gumilang, Segera Dikirim ke JPU

Nasional
Jokowi: Kota Masa Depan Harus Ramah Pejalan Kaki, Disabilitas, dan Perempuan

Jokowi: Kota Masa Depan Harus Ramah Pejalan Kaki, Disabilitas, dan Perempuan

Nasional
Laporan BPK 2021: Ada Data Pensiunan Ganda di Tapera, Saldo Rp 3,3 M Jadi Rp 6,6 M

Laporan BPK 2021: Ada Data Pensiunan Ganda di Tapera, Saldo Rp 3,3 M Jadi Rp 6,6 M

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com