Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Betulkah Ahok Menang dan Agus Kalah?

Kompas.com - 16/02/2017, 14:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

KOMPAS.com — Hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei dalam Pilkada DKI Jakarta menunjukkan bahwa pasangan nomor pemilihan 2, Ahok-Djarot, mendulang suara paling banyak, yaitu sekitar 43 persen. Sementara itu, calon nomor pemilihan 1, Agus-Sylvi, berada di urutan paling buncit, yaitu sekitar 17 persen.

Karena tidak ada yang mencapai 50 persen plus 1, Pilkada DKI kemungkinan bakal dilanjutkan dengan putaran kedua antara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi yang berhasil mendulang suara sekitar 39 persen. Kepastiannya, tentu kita tunggu hasil akhir penghitungan suara yang dilakukan KPU DKI Jakarta.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita memaknai angka-angka itu? Apakah angka-angka itu bisa kita maknai secara sederhana sebagai Ahok menang dan Agus kalah? Tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Seorang kawan saya berseru dengan girang, "Ahok menang. Bayangkan, dihajar isu penistaan agama, menjadi terdakwa, didesak, ditahan, dan dipenjarakan, didemo '7 juta orang', dikafir-kafirkan, elektabilitasnya pernah melorot jauh di bawah Agus, tetapi bisa jadi nomor 1 di putaran pertama."

Salah? Tidak juga. Faktanya memang demikian.

Seorang kawan saya yang lain melihat dengan cara yang berbeda. Baginya, Ahok kalah telak karena tak mampu menang dalam satu putaran.

Ahok, yang dulu begitu digdaya mampu mengumpulkan 1 juta data KTP, lalu maju dalam pilkada dengan dukungan partai-partai besar dan selebritas yang berlimpah, ternyata tidak mampu meraup suara 50 persen plus 1.

Salah? Tidak. Faktanya memang begitu.

Ada juga yang memaknai angka-angka perolehan suara pada putaran pertama menunjukkan bahwa mayoritas warga Jakarta tidak menginginkan Ahok-Djarot kembali memimpin kota ini.

Perhitungannya sederhana, mereka yang tidak memilih Ahok, yaitu mereka yang memilih Agus-Sylvi dan Anies-Sandi, total suaranya mencapai sekitar 56 persen.

Salah? Tidak. Faktanya total suara yang tidak memilih Ahok-Djarot jika diakumulasikan memang lebih banyak.

Lalu, mana yang benar dari pandangan-pandangan itu? Tergantung apa isi kepala dan ego Anda memaknai angka-angka itu. Kebenaran tidak terletak pada angka-angka tersebut, tetapi pada pikiran dan preferensi ego pemaknanya.

Agus

Tentang Agus, apakah ia betul kalah pada putaran pertama? Secara faktual, Agus memang tereliminasi dan tak mampu melaju ke putaran kedua. Mereka yang jengah melihat "ke-baperan" Pepo bersorak girang.

Angka perolehan suara Agus memang bisa dimaknai sebagai kekalahan jika dibanding dengan perolehan suara Ahok-Djarot atau Anies-Sandiaga. Namun, angka itu juga bisa dimaknai sebagai kemenangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com