Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kendeng Didera Ketakutan Usai Pembakaran "Tenda Penolakan"

Kompas.com - 14/02/2017, 19:09 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi mencekam menyelimuti warga di pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (10/2/2017).

Kondisi berubah mencekam setelah peristiwa pembakaran tenda simbol penolakan terhadap pabrik semen di desa tersebut.

Pengacara publik dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) sekaligus pendamping warga, Muhammad Isnur, mengatakan, saat ini warga sangat ketakutan dan tidak leluasa untuk berpergian.

Intimidasi dari kelompok yang mendukung pabrik semen pun kerap diterima oleh petani Kendeng.

"Kondisi terakhir sangat mencekam, warga tidak bisa kemana-mana," ujar Isnur saat ditemui di kantor Ombudsman RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2017).

(Baca: Warga Kendeng Tunggu Putusan Kasasi Izin Pendirian Pabrik Semen di Pati)

Isnur menuturkan, pendirian tenda oleh petani Kendeng di pintu masuk pabrik merupakan simbol penolakan.

Sebab, pabrik semen tersebut masih terus beroperasi kendati putusan Mahkamah Agung memenangkan gugatan petani pegunungan Kendeng dan Yayasan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) terhadap PT Semen Indonesia.

Artinya izin operasi dicabut dan kegiatan penambangan harus dihentikan. Aksi penolakan oleh para petani Kendeng tersebut telah berlangsung selama tiga tahun.

"Warga ini gregetan, hukum tidak dihormati. Minta Pemda menutup pabrik juga tidak dilakukan. Secara simbolik mereka menutup jalan akses ke pabrik semen. Warga mendirikan tenda dan mushala selama tiga tahun di sana, sekarang dibakar. Ada preman juga yang lakukan intimidasi," kata Isnur.

Setelah kejadian tersebut, kata Isnur, pihak LBH akan terus mengawal proses hukum kasus pembakaran di Kepolisian Resort Rembang.

Alat bukti berupa rekaman video dan foto pada saat pembakaran pun rencananya akan diserahkan ke kepolisian.

"Di lapangan juga ada upaya memecah belah warga. Kami takutnya justru ada konflik horizontal," ujarnya.

Peristiwa pembakaran tenda petani Kendeng terjadi pada Jumat (10/2/2017) malam.

(Baca: Warga Gunung Kendeng Kirim Surat kepada Jokowi, Apa Isinya?)

Dikutip dari keterangan tertulis Jaringan Masyarakat Peduli Pengunungan Kendeng (JMPPK), pembakaran diduga dilakukan oleh oknum pabrik PT Semen Indonesia.

Koordinator JMPPK Joko Prianto mengungkapkan sekitar pukul 19:50 WIB 50-an orang pekerja pabrik semen mendatangi lokasi tenda pejuangan yang berada dekat pintu masuk menuju pabrik PT Semen Indonesia.

Setelah itu warga yang berada di dalam tenda keluar, karena adanya ancaman untuk merobohkan tenda dan membakarnya dengan alasan mengganggu pekerja pabrik. Kemudian mereka membongkar tenda dan mushala semi-permanen milik petani Kendeng.

Kompas TV Tolak Pabrik Semen, Petani "Ngecor" Kaki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com