Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2016: Jokowi dan Berbagai Pesannya di Arena Konsolidasi...

Kompas.com - 19/12/2016, 06:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - 'Konsolidasi Kebangsaan' dan ‘Silaturahim Kenegaraan’, demikian Presiden Joko Widodo mengistilahkan rangkaian pertemuannya dengan sejumlah pihak sepanjang November hingga Desember 2016.

Presiden melakukan safari ke satuan-satuan TNI dan Polri, pimpinan ormas berbasis massa Islam, hingga ulama dan para kiai.

Para pimpinan partai politik juga diundang ke Istana untuk santap siang bersama.

Hingga menjelang akhir 2016, hanya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman yang belum diajak bertemu oleh Jokowi.

Langkah politik Jokowi ini dilakukan pasca aksi massa yang menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama yang dituduh melakukan penodaan agama.

Jokowi mengatakan, konsolidasi dan silaturahim yang dilakukannya untuk kembali menggelorakan empat pilar negara,.

Nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI, menurut Jokowi, tidak boleh luntur.

Selain itu, Presiden mengakui, konsolidasi dan silaturahim ini memberikan pelajaran berarti bagi dirinya.

Melalui langkah ini, ia mengetahui keinginan berbagai kelompok dan mendapatkan gambaran untuk menjaga stabilitas dan kedamaian.

Berikut rangkuman pesan Jokowi dalam rangkaian Konsolidasi Kebangsaan itu:

Jangan ragu bertindak demi NKRI

Pada 7 November 2016, Presiden Jokowi mendadak menggelar apel pasukan di Markas TNI Angkatan Darat.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bertindak sebagai pemimpin apel yang dihadiri 2.185 personel TNI dari matra Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.

"Saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja para perwira dan seluruh jajaran prajurit TNI yang mengamankan aksi unjuk rasa 4 November," ujar Jokowi.

"Saya yakin bukan hanya saya, tapi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke mengapresiasi soliditas, kekompakan dan pendekatan persuasif TNI dalam menjaga Jakarta, menjaga Tanah Air sehingga unjuk rasa tertib dan damai," lanjut dia.

(Baca: "Komando", Teriak Prajurit Kopassus kepada Presiden Jokowi)

Jokowi juga meminta TNI menjadi perekat kemajemukan dan garda terdepan dalam melawan gerakan-gerakan pemecah belah bangsa.

"Saya telah memerintahkan agar tidak mentolerir gerakan-gerakan yang ingin memecah belah bangsa, mengadu domba bangsa dengan provokasi dan politisasi. Jangan ragu bertindak demi keutuhan NKRI kita," ujar Jokowi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com