Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tegaskan Moratorium Pembentukan Daerah Otonom Baru Belum Dicabut

Kompas.com - 19/08/2016, 16:30 WIB

GUNUNG SITOLI, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan hingga saat ini pemerintah belum mencabut moratorium pembentukan daerah otonom baru (DOB).

"Mengenai pembentukan provinsi, daerah atau kota baru, masyarakat harus tahu bahwa sekarang masih moratorium, belum dibuka," kata Presiden Jokowi saat memberi sambutan dalam acara penyambutan di Pendopo Kota Gunung Sitoli, Sumut, Jumat (19/8/2016).

Presiden menyebutkan dirinya kerap diminta membentuk daerah otonom baru jika mengunjungi daerah.

"Saya akan berusaha untuk membuat seleksi ketat, akan kita hitung benar, akan dikalkulasi betul bahwa setiap rencana untuk pembentukan DOB baik provinsi, kabupaten, kota, harus dengan kalkulasi matang," katanya.

Menurut dia, perhitungannya juga harus detail dan matang, sehingga pembentukan DOB tidak menjadi beban baru.

(Baca: Maret, Pemerintah Kembali Bahas Daerah Otonomi Baru)

"Pembentukan DOB harus betul-betul bisa mendongkrak atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, kalau saya sih yang konkret-konkret saja," katanya.

Presiden tidak ingin pembentukan DOB hanya berdasar pada desakan dan intervensi politik.

"Kalau hanya desakan-desakan politik, maaf saya tidak bisa didesak-desak, tapi kalau itungannya matang, ekonomi positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kenapa tidak," kata Jokowi.

Sebelumnya di tempat yang sama, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Nias mengajukan sejumlah masalah seperti kekurangan listrik, sarana pendidikan dan perlunya pembentukan Provinsi Nias.

Ketua Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Nias yang juga Bupati Nias Sokhiatuto Laoly menyampaikan masalah tersebut.

Ia menyebutkan Nias yang dulu hanya satu kabupaten, saat ini sudah berkembang menjadi empat kabupaten dan satu kota.

Kompas TV Presiden Ikuti Renungan Suci Jelang HUT RI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KSAL: Pembangunan Scorpene 7 Tahun, Indonesia Perlu Kapal Selam Interim

KSAL: Pembangunan Scorpene 7 Tahun, Indonesia Perlu Kapal Selam Interim

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Utamakan Peningkatan Pendidikan daripada Insfrastuktur

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Utamakan Peningkatan Pendidikan daripada Insfrastuktur

Nasional
UU Kementerian Negara Direvisi Usai Prabowo Ingin Tambah Jumlah Menteri, Ketua Baleg: Hanya Kebetulan

UU Kementerian Negara Direvisi Usai Prabowo Ingin Tambah Jumlah Menteri, Ketua Baleg: Hanya Kebetulan

Nasional
Dewan Pers Tolak Revisi UU Penyiaran Karena Melarang Media Investigasi

Dewan Pers Tolak Revisi UU Penyiaran Karena Melarang Media Investigasi

Nasional
Khofifah Mulai Komunikasi dengan PDI-P untuk Maju Pilkada Jatim 2024

Khofifah Mulai Komunikasi dengan PDI-P untuk Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
Gerindra Tegaskan Kabinet Belum Dibahas Sama Sekali: Prabowo Masih Kaji Makan Siang Gratis

Gerindra Tegaskan Kabinet Belum Dibahas Sama Sekali: Prabowo Masih Kaji Makan Siang Gratis

Nasional
Rapat Paripurna DPR: Pemerintahan Baru Harus Miliki Keleluasaan Susun APBN

Rapat Paripurna DPR: Pemerintahan Baru Harus Miliki Keleluasaan Susun APBN

Nasional
Dasco Sebut Rapat Pleno Revisi UU MK yang Dilakukan Diam-diam Sudah Dapat Izin Pimpinan DPR

Dasco Sebut Rapat Pleno Revisi UU MK yang Dilakukan Diam-diam Sudah Dapat Izin Pimpinan DPR

Nasional
Amankan Pria di Konawe yang Dekati Jokowi, Paspampres: Untuk Hindari Hal Tak Diinginkan

Amankan Pria di Konawe yang Dekati Jokowi, Paspampres: Untuk Hindari Hal Tak Diinginkan

Nasional
12.072 Jemaah Haji dari 30 Kloter Tiba di Madinah

12.072 Jemaah Haji dari 30 Kloter Tiba di Madinah

Nasional
Achanul Qosasih Dicecar Kode “Garuda” Terkait Transaksi Rp 40 Miliar di Kasus Pengkondisian BTS 4G

Achanul Qosasih Dicecar Kode “Garuda” Terkait Transaksi Rp 40 Miliar di Kasus Pengkondisian BTS 4G

Nasional
Jemaah Haji Asal Garut Wafat di Masjid Nabawi, Kemenag: Dibadalhajikan

Jemaah Haji Asal Garut Wafat di Masjid Nabawi, Kemenag: Dibadalhajikan

Nasional
Revisi UU Bakal Beri Kebebasan Prabowo Tentukan Jumlah Kementerian, PPP: Bisa Saja Jumlahnya Justru Berkurang

Revisi UU Bakal Beri Kebebasan Prabowo Tentukan Jumlah Kementerian, PPP: Bisa Saja Jumlahnya Justru Berkurang

Nasional
Rapat Paripurna DPR: Anggota Dewan Diminta Beri Atensi Khusus pada Pilkada 2024

Rapat Paripurna DPR: Anggota Dewan Diminta Beri Atensi Khusus pada Pilkada 2024

Nasional
Khofifah Harap Golkar, PAN dan Gerindra Setujui Emil Dardak Jadi Cawagubnya

Khofifah Harap Golkar, PAN dan Gerindra Setujui Emil Dardak Jadi Cawagubnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com