JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengimbau keluarga korban yang disandera oleh kelompok bersenjata asal Filipina Abu Sayyaf untuk bersabar menunggu proses pembebasan yang terus diupayakan pemerintah.
Hal tersebut disampakannya menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa 4 sandera dalam keadaan sakit keras.
"Kalau khawatir, pasti khawatir lah. Tapi mau apalagi, bersabar saja. Membebaskan itu kan tidak gampang. Buktinya ada yang sampai tahunan tuh membebaskan. Kita mudah-mudahan enggak begitu lah. Dua sampai tiga bulan lah paling," kata Menhan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Menhan mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan untuk membebaskan sepuluh WNI yang disandera.
Sebanyak 11.000 tentara Filipina diterjunkan mengepung lokasi penyanderaan.
"Sudah puluhan yang mati. Jadi enggak main-main," tambah Ryamizard.
Ia menambahkan, setelah pemerintahan baru Filipina dilantik, kondisi lebih kondusif.
Sejumlah provinsi yang sebelumnya mendukung Abu Sayyaf kini beralih mendukung pemerintah.
Ia menegaskan, pemerintah tak akan terpengaruh untuk membayar uang tebusan.
"Kita tidak boleh begitu (bayar tebusan) lagi. Tidak boleh seenaknya. Nanti kalo begitu (bayar tebusan), begitu (menyandera) terus dia. Apalagi pemerintah (yang bayar tebusan) sangat tidak boleh," tegas Ryamizard.
Tujuh WNI anak buah kapal tugboat Charles 001 sudah disandera sejak 20 Juni atau sebulan yang lalu.
Sementara, tiga WNI anak buah kapal pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim sejak 9 Juli.
Sebelumnya, salah satu keluarga sandera, Risna, mengatakan, sepupunya, M Sofyan yang kini menjadi salah satu tawanan kelompok Abu Sayyaf terus mengabarinya bahwa dia tengah sakit di bagian lambung.
Risna menjelaskan, dari cerita Sofyan, ada dua rekan lain yang menderita sakit parah. Mereka adalah M Nasir dan M Robin.
M Nasir menderita luka infeksi di kaki, sementara Robin sudah sangat lemah dan kesulitan berbicara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.