Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersih-bersih di Peradilan dapat Dimulai Sejak Rekrutmen Hakim

Kompas.com - 25/05/2016, 13:28 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum pidana dari Universitas Indonesia (UI), Teuku Nasrullah menuturkan, maraknya penangkapan oknum peradilan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuktikan bahwa pemberantasan mafia peradilan harus dimulai dari proses rekrutmen hakim.

Masalah ini telah terjadi belasan tahun dan bukan barang baru. Karena itu, kata Nasrullah, negara harus berpikir 20 tahun ke depan untuk menciptakan hakim-hakim yang bersih.

Rekrutmen hakim dengan seleksi yang ketat diharapkan dapat menghasilkan anak-anak terbaik bangsa.

"Jangan karena keponakan hakim tinggi atau karena anaknya hakim agung, misalnya," kata Nasrullah saat dihubungi, Rabu (25/3/2016).

Menurut dia, dalam proses rekrutmen hakim tersebut diikutsertakan anak-anak terbaik dari kampus-kampus hukum terbaik. Misalnya, 10 besar mahasiswa di sebuah kampus.

Namun, tak hanya melihat prestasi akademis, harus pula ditetapkan standar moral.

Kemudian setelah lulus seleksi, kata Nasrullah, calon-calon hakim tersebut diberi pendidikan. Mulai dari menanamkan jiwa nasionalisme hingga menghilangkan sifar-sifat materialisme mereka.

"Jiwa nasionalisme, beragama sesuai agama yang dianut. Sisi rohaninya jangan kering," kata dia.

Nasrullah menambahkan  kunci kerusakan negara adalah pada hati masing-masing individu. Ia pun mencontohkan, selama seorang hakim bersih, pengacara seperti apapun tak akan bisa memengaruhi hakim itu.

Karena itu, diharapkan ke depannya kerja sama antara penegak hukum dalam hal ini Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung dan Kepolisian dengan Perguruan Tinggi juga harus diperkuat.

Di samping itu, Nasrullah menuturkan, negara juga harus menjamin kesejahteraan para hakim dengan lebih baik. Misalnya memastikan gaji mereka pantas dan cukup, termasuk untuk berlibur dan membiayai sekolah anak-anaknya.

"Sehingga pada saat dia menjadi hakim dia sudah merasa bahwa tidak perlu melirik kiri-kanan lagi. Negara telah menanggung," ujar dia.

Kompas TV Memutus Mata Rantai Mafia Hukum- Satu Meja Eps 141 Bagian 3
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Nasional
Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Nasional
Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Nasional
Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Nasional
KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

Nasional
Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com